REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaki-kaki mobil, termasuk perangkat roda, merupakan bagian vital pada kendaraan yang menentukan kenyamanan dan keamanan saat berkendara. Untuk itu pemilik kendaraan roda empat harus melakukan spooring -- proses pelurusan empat roda mobil -- secara berkala guna memastikan kinerja mobil tetap prima dan menghindari kecelakaan karena posisi roda yang melenceng karena tidak di spooring.
Manajer Marketing PT Himawan Putra selaku pemasok produk spooring Quick Check Hunter, Faizal Ramadan, menjelaskan beberapa gejala mobil yang membutuhkan spooring.
"Pertama dan yang paling sederhana adalah saat setir sudah mulai melenceng. Misalnya, setir mau ke kiri atau kanan terus, itu yang paling umum," kata Faizal saat ditemui di anjungan Quick Check Hunter, GIIAS 2018, ICE-BSD, Tangerang, Banten.
Gejala kedua adalah saat lingkar kemudi terasa bergetar saat dikemudikan dengan kecepatan tertentu. Gejala ini biasanya dibarengi dengan suara gemuruh pada bagian roda dan setir menjadi berat.
Gejala berikutnya adalah ketika permukaan ban mobil menjadi cepat habis karena terjadi kemiringan pada posisi roda. Hal ini kerap tidak disadari pengguna karena bisa saja mobil masih terasa nyaman saat dikendarai. "Ban cepat habis walaupun kadang-kadang tetap terasa nyaman," kata dia.
Gejala lainnya adalah mobil terasa miring saat dikemudikan dengan kecepatan rendah. Pengemudi akan merasa seolah-olah salah satu ban mengalami kempes, padahal tidak, karena terjadi ketidakseimbangan posisi roda kiri dan kanan.
Faizal mengatakan spooring roda kendaraan harus dilakukan secara berkala seperti melakukan servis mesin atau pergantian oli secara teratur. "Kebanyakan dari kita, jika servis mobil hanya mesin, AC, oli, atau transmisi saja. Sayangnya, spooring tidak masuk," katanya.
Ia mengatakan jika servis mesin dilakukan setiap 5.000 sampai 10.000 kilometer, sedangkan untuk spooring tidak ada tenggat waktu khusus. "Yang penting teratur berdasarkan kondisi mobil, tidak ada patokan waktu," kata dia.