REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Mahasiswa jurusan Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Agung Miftahudin, Teguh Ariyanto dan Hikam Waskito Adi berhasil meraih juara kedua kategori Kajian Kelautan Lomba Karya Tulis Mahasiswa Nasional yang diselenggarakan di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Kegiatan Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Univeritas Hasanuddin tersebut merupakan kompetisi karya tulis ilmiah pada bidang kemaritiman tingkat nasional yang bertujuan dalam upaya pengembangan ilmu dan teknologi kemaritiman serta kesejahteraan masyarakat pesisir.
Siaran pers IPB yang diterima Republika.co.id, Selasa (4/7) menyebutkan, lomba karya tulis tersebut merupakan salah satu kegiatan sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam menghasilkan karya ilmiah kreatif serta inovatif, khususnya dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) Kemaritiman. Terdapat tiga kategori yang diperlombakan dalam kompetisi terebut, yaitu bidang Kajian Wilayah Kelautan, Kajian Wilayah Pesisir, dan bidang Kajian Umum Kelautan.
“Bidang yang kami ikuti adalah kajian wilayah kelautan. Bidang tersebut lebih mengarah kepada pemanfaatan potensi dan optimalisasi dari sumberdaya kelautan/maritim yang ada di Indonesia,” tutur Teguh.
Dalam karya tulisnya Agung dan tim mengangkat ide tentang biodiesel bersumber dari mikroalga yang melimpah di Indonesia. Yang mereka angkat adalah NRE (Nannochloropsis Renewable Energy).
NRE merupakan biodiesel yang diproduksi dari mikroalga jenis Nannochloropsis melalui proses transesterifikasi. NRE mempunyai kelebihan yaitu dapat diperbaharui karena mikroalga tersebut dapat ditumbuhkan sehingga akan terbarui secara berkala. Tidak seperti fossil fuel yang tidak dapat diperbaharui karena stoknya terbatas dan butuh waktu yg sangat lama utk dapat terbentuk kembali.
Agung mengemukakan, latar belakang penulisan karya tulis ini bermula pada keprihatinan terjadinya krisis energi di berbagai negara di dunia khususnya di Indonesia karena penggunaan minyak di dunia selalu meningkat namun tidak diimbangi dengan ketersediaannya. Selain itu pencemaran akibat pembakaran fossil fuel juga semakin parah.
“Karena itu, kami mencoba memberikan alternatif penyelesaian masalah melalui pemanfaatan sumber daya alam (mikroalga) yang ada di Indonesia. Mengingat Indonesia juga sebagai negara maritim pastinya akan sangat menguntungkan Indonesia,” tuturnya.
Agung menambahkan, kelebihan NRE terdapat pada aspek renewable energy. Dimulai dari hulu, mikroalga ini dalam pertumbuhannya akan menghasilkan oksigen dan menyerap karbondioksida sehingga memperbaiki kondisi lingkungan sekaligus mengurangi jumlah karbondioksida di atmosfer. Jadi NRE ini sudah dikenal "bersih" dari awal.
“Presentasi seluruh peserta kreatif, menarik, dan tidak membosankan. Apalagi ditambah prototype menarik yang para peserta bawa. Namun saya dan kelompok saya berusaha meyakinkan diri bahwa usaha kita sejauh ini jangan sampai sia-sia karena rasa tidak percaya diri kita, kita berjalan sejauh ini membuktikan kalau kita sudah sejajar dengan mereka bahkan lebih dari mereka. Alhasil kami presentasi dengan lancar dan semua pertanyaan juri berhasil terjawab semua. Dan yang paling membekas ketika presentasi kita adalah jargon NRE. Kami membuat jargon NRE yaitu "NRE! New Energi New Generation,” pungkasnya.