REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu tim mahasiswa Indonesia dari Institut Pertanian Bogor (IPB) keluar menjadi satu dari dua pemenang "Global Design for UNICEF Challenge" sehingga menempatkan mereka di panggung global inovasi pemuda. Mereka berlima mengembangkan 'We are Siblings', sebuah proyek dukungan sesama bagi anak-anak yang mengalami bullying di sekolah dan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kekerasan terhadap anak.
Aldila Setiawati mengatakan kelompoknya memilih topik ini karena dia pernah menjadi korban bullying. Untungnya, dia mendapatkan dukungan dari keluarga. "Tapi apakah semua anak mendapatkannya? Saya rasa tidak, dan itulah mengapa saya dan tim saya ingin membuat sesuatu yang bisa memberikan dukungan kepada anak-anak sebagaimana diberikan oleh keluarga saya," kata Aldila.
Tim "We are Siblings" memperluas model "Big Brothers Big Sisters" yang telah terbukti sukses dengan menggunakan teknologi seluler dan internet untuk menghubungkan anak-anak yang pernah mengalami atau rentan terhadap kekerasan di lima pulau utama di Indonesia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Dengan model ini, seorang relawan dengan sebutan "mas bro" atau "mbak sis" berusia 18 hingga 25 tahun akan dihubungkan dengan lima anak berusia 10 hingga 17 tahun dari kelima pulau tersebut. Mereka adalah anak-anak yang pernah mengalami bullying atau kekerasan di lingkungannya.
Para relawan harus berinteraksi dengan sesama korban bullying minimal seminggu sekali untuk menjadi pendengar dan motivator yang baik serta memberikan informasi tentang cara-cara menghadapi kekerasan. Seorang pemantau di setiap pulau akan memonitor program, termasuk dengan memberikan pelatihan tentang penggunaan sosial media dan mengumpulkan data mengenai korban-korban kekerasan.
Menurut Global School-based Student Health Survey (GSHS) 2007, bullying merupakan masalah serius di Indonesia. Sebanyak 40 persen pelajar usia 13-15 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dari teman sekolah dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.
Separuh dari objek survei juga melaporkan pernah mendapatkan bullying di sekolah. Dalam beberapa bulan ke depan, tim-tim pemenang akan bekerja dengan kantor UNICEF di Indonesia dan Nikaragua dan dengan mitra-mitra pelaksana UNICEF untuk mengembangkan dan menguji ide-ide mereka lebih lanjut di lapangan.