Jumat 15 Mar 2013 09:39 WIB

Indahnya Kebaya Betawi

Rep: Indira Rezkisari/ Red: Endah Hapsari
Aneka kebaya betawi
Foto: Rakhmawaty La'lang/republika
Aneka kebaya betawi

REPUBLIKA.CO.ID, Sejarah mencatat, kebaya betawi dulu hanya dimiliki kaum elite. Harganya yang selangit membuat rakyat biasa tak mampu membelinya. Perempuan turunan Belanda lalu memadukan kebaya dengan kain batik berwarna cokelat. Lambat laun perempuan peranakan Tionghoa yang tinggal di Batavia—nama sebelum Jakarta— juga mulai berkebaya. Proses akulturasi itu menghasilkan kebaya encim. 

Kebaya encim kini banyak disebut dengan kebaya kerancang. Kerancang berarti berlubang, hasil sulaman hanya di bagian bawah kebaya. Kebaya betawi pun berinovasi mengikuti perkembangan zaman. Ciri khas kebaya betawi belum ditinggalkan. Emma Amalia Agus Bisri, kolektor kebaya betawi sekaligus tokoh pelestari budaya Betawi, mengatakan, sulam dan payet yang khas dari Betawi masih banyak terpapar pada kebaya. 

Sulam gambar manusia, flora, dan fauna menjadi ciri kebaya kerancang. Corak khasnya, yakni ayam, burung, atau naga. Payet pasir dan batang kemudian ditambahkan. Biji payet berbentuk butiran bulat atau persegi. Payet pasir ukurannya sangat kecil seperti pasir. Biasanya, warna payet dibuat senada namun sedikit lebih terang. Bisa pula sengaja dikontraskan dengan warna kebaya. Payet dijahit di sisi dekat kancing pengatup atau di bagian bawah dekat sulam. 

Kebaya kerancang dibuat dengan dua model, panjang dan pendek. Kebaya pendek atau sebutan lainnya kebaya enyak biasa digunakan orang tua calon pengantin saat acara lamaran. Pergeseran gaya membuat kebaya pendek menjadi banyak dipakai anak muda ke acara pesta. Pasangan kebaya betawi adalah selop kasut berbahan beludru. Warnanya cerah dan berhias manik-manik yang dijahit manual. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement