REPUBLIKA.CO.ID, Beberapa kain tenun Nusantara belakangan sudah sulit dicari. Contohnya, tenun dari Kabupaten Sambas di Kalimantan Barat. Banyak penenun Sambas yang justru angkat kaki ke Brunei Darussalam serta Malaysia untuk bekerja sebagai TKW. Pilihan itu terpaksa diambil meski upahnya sangat rendah, karena karya tenun mereka lebih tidak menghasilkan uang lagi.
Tenun sambas yang terlupakan lalu diangkat kembali lewat rancangan Didi Budiarjo. Menurut Didi, ada semacam alunan suara dari jalinan benang emas tenun sambas. Suara tersebut menghasilkan Aurum Cantus yang bermakna nyanyian emas, sebuah perwujudan tenun yang terpengaruh budaya Hindu, Cina, Melayu, dan Arab di Sambas.
Secara singkat, Didi mengatakan tidak ingin membuat karya yang modelnya terlalu beragam. Ia hanya ingin membuat busana dengan model sederhana, mengikuti garis tenun. Gaun rancangan Didi pun tampil seanggun tenun sambas yang mencolok dalam warna emas, oranye, dan biru.