REPUBLIKA.CO.ID, Kendati kanker payudara merupakan ancaman besar untuk perempuan, rupanya kesadaran wanita Indonesia untuk melakukan deteksi dini kanker payudara juga masih rendah. Padahal, caranya tidak sulit lho. Secara berkala, minimal sebulan sekali, rabalah secara seksama payudara Anda untuk mendeteksi adanya kelainan, semisal benjolan atau keluarnya cairan dari puting. Secara berkala pula, lakukanlah pemeriksaan (check up) payudara dengan mamografi.
Apa sebenarnya penyebab kanker payudara? Sejauh ini, dunia kedokteran belum mengetahui secara pasti penyebabnya. Hanya saja, ada sejumlah faktor risiko yang mempermudah seseorang menderita penyakit ini. Faktor-faktor risiko adalah riwayat keluarga dengan kanker payudara, sudah mempunyai tumor jinak, haid di usia sangat muda, atau menopause saat berusia lebih dari 50 tahun, tidak menikah atau tidak menyusui, melahirkan anak pertama di atas 35 tahun, banyak mengonsumsi makanan berlemak, konsumsi alkohol berlebihan, dan stres.
Menurut dr Sutjipto SpB (K) Onk, potensi terkena kanker payudara cenderung lebih tinggi pada wanita yang berusia di atas 35 tahun. Karenanya, di usia rentan ini, kaum wanita dianjurkan memeriksakan payudaranya secara rutin melalui mamografi dan USG. Kanker payudara juga berpotensi menyerang wanita yang menggunakan terapi hormonal dalam jangka panjang seperti kontrasepsi suntik. Jadi, jika usia Anda sudah 35 tahun, sebaiknya hentikan sistem KB hormonal, lalu ganti dengan IUD. ''Atau yang sudah menggunakan KB suntik selama dua tahun sebaiknya ganti dengan spiral (IUD).''