REPUBLIKA.CO.ID, Banyak orang tua yang ingin sekali mengetahui jenis kelamin anandanya saat masih dalam kandungan. Keinginan itu seolah terjawab oleh berbagai mitos yang berkembang di masyarakat. Konon, perempuan hamil dengan bentuk perut bulat seperti bola, nantinya akan melahirkan bayi lelaki. Sebaliknya, jika tampak ada bagian perut yang sangat besar dibanding lainnya, kemungkinan janinnya perempuan.
Mitos itu menyebar ke berbagai belahan dunia. Namun, kenyataannya, penentuan jenis kelamin tidak sesederhana dengan hanya melihat bentuk perut si ibu. Penjelasannya tak pula rumit.
Sesungguhnya, ada dua variabel yang membentuk perut ibu hamil. Pertama, ukuran bayi. Sebagian besar bayi lelaki memang memilki badan yang lebih berat daripada bayi perempuan ketika lahir. Berat badan inilah yang membuat perut ibu tampak lebih besar.
Faktor kedua adalah posisi janin di dalam rahim. Jika posisi punggung bayi menghadap samping depan, biasanya terlihat seperti tongkat perutnya akan melesak keluar. Namun, jika punggung bayi sejajar dengan perut ibu maka perut akan kembali terlihat datar. Posisi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin bayi.
Mitos lain yang sering beredar adalah dengan melihat jenis makanan tertantu yang diidamkan ibu hamil. Laman bbc.com melansir ada pula yang menerka jenis kelamin janin dengan menggantungkan cincin kawin dengan seutas benang pada perut dan melihat arah pergerakan jatuhnya. Kenyataannya, faktor-faktor eksternal seperti itu tidak akan memengaruhi jenis kelamin janin nantinya.
Bagaimana dengan cerita yang mengatakan bahwa jika janin perempuan maka ibunya akan lebih sering mengalami muntah-muntah yang hebat (morning sickness) setiap pagi? Lagi-lagi ini hanya mitos. Gejala ini sebagian besar terjadi selama 12 minggu pertama ketika embrio kecil sedang berkembang.
Satu-satunya cara yang bisa diandalkan untuk mengetahui jenis kelamin bayi adalah dengan menjalani tes ke sehatan seperti USG, amniocentesis, atau pengambilan sampel plasenta. Namun, kedua pendekatan yang di sebut terakhir hanya dilakukan ketika ada masalah lain yang terkait gender dan janin.
Sementara itu, ada satu indikasi yang masih dalam proses penelitian lebih lanjut untuk diketahui keakuratannya. Selama bertahun-tahun, banyak bidan yang berseloroh, beratnya proses kehamilan terkait dengan kelahiran bayi laki-laki. Sebuah satu di di Irlandia yang diterbitkan dalam British Medical Journal telah me neliti 8.000 kelahiran yang terjadi di rumah sakit Dublin antara 1997 dan 2000. Para penulis menemukan bahwa para bidan bekerja lebih lama saat mengawal proses kelahiran bayi lelaki. Termasuk kelahiran normal maupun caesar.
Jadi, jika Anda sekarang sedang menjalani masa kehamilan yang sulit, bisa jadi ini sebuah isyarat. Namun, perlu diingat, bahwa penelitian ini hanya mengacu pada banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk membantu proses kelahiran.