REPUBLIKA.CO.ID, Menurut penelitian, sekitar 20 persen wanita hamil yang menderita keputihan disebabkan oleh jamur. Pada umumnya infeksi jamur dialami oleh wanita hamil pada tiga bulan terakhir. Ini karena hormon estrogen dan progesteron meningkat sehingga glikogen pada sel-sel vagina pun meningkat. Akibatnya, terjadilah perlekatan jamur di dinding vagina. ''Suasana seperti itu cocok untuk jamur Candida,'' kata dr Junita Indarti, Staf Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UI/RSCM.
Lebih jauh Junita mengatakan, pada wanita hamil karena pengaruh hormon kehamilan, terjadi pengeluaran lendir dari mulut rahim dan ini membuat kulit daerah alat kelamin basah. Alhasil, jamur pun berkembang dan tumbuh spora. Spora inilah yang menimbulkan gejala seperti gatal-gatal dan bahkan bisa menimbulkan infeksi.
Menurut Junita, faktor yang mendorong munculnya infeksi jamur bukan cuma kehamilan. Tapi bisa juga karena adanya penyakit diabetes mellitus, penggunaan kontrasepsi hormonal, pemakaian obat-obat antibiotik dan kortikosteroid dalam jangka panjang, kurang gizi, menurunnya kekebalan tubuh, terlalu sering mengenakan pakaian dalam yang ketat dan terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat.
Disarankan, agar tidak terserang infeksi jamur maka jangan sampai terjadi kelembaban pada kulit daerah alat kelamin. Karena itu, usahakanlah kulit daerah alat kelamin dan sekitarnya tetap bersih dan kering. Caranya, senantiasa keringkan kulit di daerah itu dengan handuk atau tisu bila berkeringat atau setelah buang air. Selanjutnya, agar tidak terjadi infeksi dari mikroorganisme yang berasal dari anus/dubur dianjurkan untuk dicebok dari arah depan ke arah belakang.
Dijelaskan pula, infeksi jamur tidak selalu akibat PMS (Penyakit Menular Seksual). Penyakit ini pun tak hanya menyerang wanita hamil atau sudah menikah, tapi bisa juga pada wanita yang belum menikah. Wanita yang berkuku panjang dan kurang terjaga kebersihannya juga rentan terserang penyakit ini. Mengapa demikian? Sebab, kuku yang panjang dan hitam ternyata merupakan tempat yang 'nyaman' juga bagi jamur Candida untuk bersarang. Karena itu, bila seseorang yang memiliki kuku tersebut cebok, bisa menularkan infeksi jamur.
Anda pun harus mewaspadai bila suatu kali 'mampir' ke toilet umum. Asal tahu saja, toilet umum terutama pada pinggiran bak yang kurang dijaga kebersihannya seringkali ada jamur Candidanya. ''Jadi, apabila ragu-ragu jangan cebok dengan air, melainkan menggunakan tisu saja, baru setelah sampai rumah cebok dengan air,'' saran Junita.