REPUBLIKA.CO.ID, Fase susah makan pada anak berusia satu sampai empat tahun dapat menyebabkan anemia. Sebanyak 27, 7 persen anak Indonesia teridentifikasi gejala kurang darah akibat kekurangan zat besi ini. Permasalahan kekurangan mikronutrien bukanlah masalah Indonesia semata. World Health Organization (WHO) memperkirakan, lebih dari dua miliar orang di dunia mengalami kekurangan vitamin dan mineral.
Hasil studi Nutricia Research bersama dengan SEAMEO (2012) terhadap asupan dan pola makan anak menunjukkan, anak Indonesia usia satu sampai lima tahun cenderung mengalami kekurangan mikronutrien.
Dokter Ahli Gizi dan Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr dr Saptawati Bardosono MSc mencermati data ini sebagai sebuah peringatan bagi para orang tua agar berstrategi khusus untuk memenuhi gizi dan nutrisi anaknya. “Yang repot memang saat anak berusia satu tahun sampai 15 bulan ada perubahan pola makan, transisinya mereka menjadi tidak tertarik untuk makan,” ujar dokter ahli gizi yang akrab disapa Tati ini.
Padahal, untuk menyokong tumbuh kembang dan aktivitas fisiknya, bagi anak berusia satu sampai tiga tahun butuh 1.200 kkal/hari. Mikronutrien yang terdiri dari zat besi, vitamin A, C, D, dan E, serta yodium, zink, folat, dan kalsium harus terpenuhi sempurna. Melihat perubahan pola makan anak, dokter ini berpesan agar orang tua ingat bahwa pedoman waktu makan anak adalah rasa lapar dan bukanlah jadwal makan orang dewasa.