Selasa 10 Jun 2014 12:20 WIB

Menapa Anak Autis Sensitif Pada Sentuhan dan Suara Bising?

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Autisme (ilustrasi)
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Autisme (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi kemudian membantu menjelaskan mengapa anak autis lima kali lebih sensitif dibandingkan anak-anak lain dalam menanggapi sensasi sehari-hari, seperti sentuhan sweater, kelembutan, hingga suara bising lalu lintas. 

"Otak mereka mengalami hal-hal berbeda secara biologis," ujar kepala penelitian medisuntuk Autism Speaks, Dr Paul Wang, dilansir dari Easy Good Health, Selasa (10/6).

Anak-anak autis mengalami gangguan sensorik yang over responsif sehingga berdampak pada gangguan kejiwaan. Penelitian ini dilakukan pada 32 anak-anak dan remaja. Setengah dari mereka didiagnosis dengan autisme. Peneliti meminta mereka beristirahat dalam mesin FMRI, semacam scanner yang dapat melihat aktivitas otak scara real time.

Kemudian, peneliti menyentuh anak-anak tersebut dengan rajutan dan sweater, memainkan suara lalu lintas nan bising, atau melakukan keduanya pada saat yang sama. Setiap kondisi diulang empat kali selama 15 detik.

Otak anak autis bereaksi lebih kuat terhadap stimulasi sensorik daripada otak anak-anak normal. Dua daerah di otak yang tampaknya paling hiperaktif adalah korteks sensorik primer yang bertanggung jawab untuk memproses informasi sensorik di awal, serta amigdala yang terlibat dalam regulasi emosional.

Peneliti lainnya, Shula Green dari Universitas California, Los Angeles mengatakan anak-anak normal awalnya merespons kuat pada salah satu rangsangan, namun respons mereka akan menurun perlahan pada kali kedua dan seterusnya. 

Sedangkan otak anak autis tetap menunjukkan respons yang tinggi sepanjang proses scanning. Otak anak-anak autis juga tetap hiperaktif ketika mereka menerima lebih dari satu respons.

"Saya pikir ada sesuatu yang benar-benar terjadi ketika ada lebih dari satu simulus otak diterima oleh anak-anak autis. Dan jelas itu selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari kan? Kita selalu menerima lebih dari satu stimulus pada satu waktu, sedangkan anak-anak autis tidak terbiasa untuk itu," ujar Green.

Oleh sebab itulah mengapa anak-anak autis hanya bisa dekat dengan orang tua mereka atau orang-orang yang intensif mereka temui setiap hari. Jika seorang anak autis sulit untuk disentuh, maka Anda jangan pernah mencoba menyentuh mereka dengan kasar. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement