REPUBLIKA.CO.ID, Melepaskan karier dan menjadi ibu rumah tangga tak akan membuat perempuan kesulitan mengaktualisasi dirinya. Apalagi, mengelola rumah tangga bukanlah perkara mudah. Pekerjaan rumah tidak bisa terselesaikan dengan menjentikkan jari. “Sekilas mungkin terlihat mudah, namun praktiknya tidak demikian,” kata Septi Peni Wulandani, pendiri Komunitas Ibu Rumah Tangga Profesional.
Pada awal masa melepas karier, seorang perempuan sangat mungkin akan merasa kaget. Aktivitas kantorannya tiba-tiba berganti dengan membersihkan rumah, mengurus anak, dan menyiapkan hidangan untuk keluarga. Sensasi itu makin kuat terasa oleh ibu yang sebelumnya melimpahkan sebagian besar pekerjaan kepada asisten rumah tangga dan melepaskan urusan pendidikan anak kepada pihak sekolah.
Kepanikan seperti itu bisa diantisipasi dengan persiapan matang. Sebelum mengundurkan diri dari kantor, sebaiknya ibu mulai mengambil kembali perannya terlebih dahulu. Dengan begitu, ada proses yang mengondisikan ibu untuk terbiasa melakukan tugas-tugas rumah tangga. “Menghadapinya secara mendadak hanya akan mendatangkan kepanikan,” ujar Peni.
Masa transisi tersebut bisa dijalankan dengan mengambil cuti. Selama itu, cobalah mengerjakan segalanya secara total dan tuntas. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga juga memerlukan ilmu. Untuk mengembannya seumur hidup, perlu menguasai ilmu tersebut.
Rasa minder, kecewa, hingga merasa tidak berarti apa-apa akan hilang dengan sendirinya. Permasalahan aktualisasi diri bisa diselesaikan dengan sering updateinformasi. “Sebetulnya, selama kemauan belajar terus terjaga, tak ada bedanya perempuan yang memiliki karier dengan ibu rumah tangga,” kata Peni.
Ketika telah melepaskan karier, cobalah temukan hal baru yang menyenangkan hati. Misalnya, carilah hal yang paling menyenangkan dan disukai ketika melakukan pekerjaan rumah tangga. Di area dapur, memasak bisa menjadi satu lahan baru untuk menumbuhkan prestasi. Bila menyukai masak, perdalam ilmu di bidang ini. Demikian juga jika ibu gemar berkebun atau mendekorasi rumah. “Memperdalam ilmu bisa dida patkan dengan membaca ragam buku yang berkaitan ataupun bertanya dengan teman,” ujar Peni.
Tak lagi bekerja kantoran, ibu belum tentu tidak membutuhkan tenaga asisten rumah tangga. Sebagian tugas yang tak bisa dikerjakan sendiri dapat didelegasikan ke pembantu. Dengan begitu, ibu memiliki waktu yang lebih banyak untuk urusan lainnya.