REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menilai gap antara kalangan orang tua dan anaknya, khususnya yang sudah menginjak remaja harus dihilangkan.
"Selama ini kan ada gap. Penyebabnya, pengetahuan orang tua terhadap perkembangan dunia anak-anak dan remaja memang rendah," kata Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN Indra Wirdhana di Semarang, Selasa (26/11).
Hal itu dikatakannya di sela lomba "Stand Up Comedy Genre (Generasi Berencana) BKKBN" bertema "Pernikahan Ideal" yang diikuti kalangan remaja berasal dari berbagai wilayah di Jateng, di Rinjani View, Semarang.
Ia mengatakan bahwa adanya gap itu, menyebabkan anak-anak yang menginjak usia remaja enggan bercerita dan mencurahkan isi hati atas persoalan yang dihadapi kepada orang tuanya.
"Kebanyakan mereka justru memilih 'curhat' kepada teman sebayanya, sahabatnya, dibandingkan kepada orang tuanya sendiri. Ada 71 persen remaja yang memilih 'curhat' kepada sahabat atau teman sebayanya," katanya.
Jika kawan sebayanya merupakan sosok yang baik, cerdas, dan bisa dijadikan model pembelajaran, katanya, tidak masalah.
Akan tetapi, kata dia, yang menjadi masalah ketika kawan sebayanya berkepribadian jelek, misalnya suka narkoba.
"Misalnya begini, ada anak perempuan yang sudah menstruasi, tidak ngomong ke orang tuanya, tetapi memilih 'curhat' ke kawannya. Karena itu, orang tua harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan remaja," katanya.
Indra mengatakan bahwa orang tua tidak bisa menyamakan pola dalam mendidik anaknya yang menginjak usia remaja dengan pengalaman dirinya saat berusia remaja karena situasi dan kondisi zaman sudah berbeda.
"Dulu, ketika saya masih remaja kan belum ada telepon seluler. Sekarang, anak kecil pun sudah pegang ponsel, 'update' status, dan sebagainya. Ini yang harus dipahami oleh orang tua sekarang," katanya.
Berkaitan dengan lomba "stand up comedy" itu, Indra menjelaskan bahwa kegiatan itu merupakan program BKKBN untuk mengajak remaja mengembangkan kreativitas untuk memberikan edukasi kepada kawan-kawannya sebaya.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Sri Wahono menjelaskan bahwa lomba itu untuk mewadahi ekspresi kalangan remaja dalam aspek positif, yakni mengajak merencanakan usia perwakinan ideal.
"Idealnya, usia perkawinan untuk wanita di atas 20 tahun dan di atas 25 tahun bagi laki-laki. Mereka (remaja, red.) bisa menyampaikan pesan ini kepada kawan-kawan sebayanya melalui cara komedi," katanya.
Lomba "Stand Up Comedy Genre BKKBN" dibagi dalam dua tahap, diawali di 10 kota, yakni Jakarta, Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Pontianak, dan Denpasar, kemudian maju babak final.