REPUBLIKA.CO.ID, Memiliki sehelai batik buatan tangan dengan harga tinggi sama dengan harus mau mengeluarkan perhatian ekstra untuk merawatnya. Batik tulis tidak seperti kain lainnya yang dengan mudah bisa dicuci dengan mesin lalu disimpan di lemari setelah tersetrika rapi.
Era Soekamto, perancang busana sekaligus Direktur Kreatif PT Iwan Tirta, mengatakan umumnya busana dari kain batik berkualitas sebatas dibersihkan dengan bantuan jasa binatu lewat teknik dry clean. ''Saran kami mencucinya secara itu,'' ujar Era.
Busana seperti yang dikeluarkan Iwan Tirta menurut Era tidak bisa dibersihkan sembarangan. Proses kimia dalam pencucian yang tidak tepat akan merusak warna dan kain. Baru teknik dry clean, sam bung Era yang cukup ramah pada warna dan kain batik berkualitas tinggi.
Penggunaan lerak atau biji untuk mencuci batik secara tradisional juga tak semuanya direkomendasikan. ''Beberapa lerak justru terlalu berbusa,'' kata dia. Mencuci dengan lerak padahal sederhana. Kain cukup direndam dalam air yang sudah diberi biji lerak.
Bagi kolektor kain batik, Era juga menyarankan rajin mengangin-anginkan kainnya. Lalu disambung dengan memberikan ratus atau wangi-wangian tradisional Jawa yang diberi secara diuap ke kain. Setelah itu gulung kain dengan pipa pralon dan simpan. Setidaknya angin-anginkan kain dua bulan sekali. Mereka yang belum tahap mengoleksi kain tetap disarankan Era melakukan hal serupa. ''Tujuannya supaya kain, yang nilainya tidak semahal batik tulis sekali pun, terjaga dari serangan rayap,'' katanya.