Sabtu 20 Jul 2013 10:58 WIB

Trik Memilih Ayam Broiler

Ayam potong (ilustrasi)
Foto: Antara
Ayam potong (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Memilih ayam broiler juga ada triknya. Salah satunya, pilih daging ayam yang terlihat masih segar. Daging yang baik ini, memiliki jarak waktu antara saat pemotongan hingga dikonsumsi sekitar 5-8 jam. ''Lebih dari itu, daging ayam akan menyusut dan jadi kempot,'' ujar praktisi peternakan drh Mohammad Indro Cahyono.

Kadang kala, ada pedagang nakal yang menyuntik ayam broiler dengan air, agar terlihat gembung. Agar tidak terkecoh, Indro menyarankan untuk memperhatikan kondisi meja atau papan penjualan ayam.

Pada ayam yang disuntik air, air itu akan merembes membasahi papan atau meja. Kekenyalan antara ayam broiler segar dan yang tak segar juga berbeda. Daging ayam bangkai cenderung lebih empuk dan tak segar.

Sementara daging ayam broiler segar, saat ditekan akan melenting kembali ke bentuk semula. ''Yah, seperti balon yang diisi udara, dengan balon yang diisi air deh. Beda kan?'' kata Indro mengumpamakan. Bagian leher juga harus diperhatikan. Carilah ayam dengan potongan yang tidak rata. ''Karena itu artinya, saat dipotong, ia masih hidup.'' Sementara pada ayam bangkai, potongan di bagian leher biasanya sangat halus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement