REPUBLIKA.CO.ID, Memiliki pekerjaan sampingan, ternyata tak selalu didasari oleh motivasi mengejar kepuasan materi semata. Padahal banyak orang beranggapan, pekerjaan sampingan diambil karena membutuhkan pendapatan tambahan.
Financologist Alviko Ibnugroho mengatakan, dalam memilih pekerjaan kedua dan seterusnya, seseorang bisa juga lebih didorong untuk mendapatkan kepuasan batin dibandingkan kepuasan material.
Misalnya, karena pekerjaan tersebut lebih sesuai passion ataupun lebih bermanfaat bagi banyak orang. Agar bisa meraih sukses di karier selanjutnya, kita hendaklah bekerja di jalur yang sesuai dengan bakat dan potensi.
Ia menyarankan, dalam memilih pekerjaan sampingan, sebaiknya tidak diputuskan secara emosional. Karena, keputusan yang tanpa didasari pertimbangan matang dapat berujung pada ketidakseriusan dalam menjalani karier. Menurut Alviko, persiapan mental juga sangat dibutuhkan untuk memulai karier kedua. Karena, pada awal-awal menunaikan pekerjaan kedua dan seterusnya, seseorang mungkin akan menemui beberapa kendala.
Biasanya, kata dia, ada banyak orang yang berupaya memulai pekerjaan di dunia wirausaha sebagai pekerjaan keduanya. Dalam memulai usaha sendiri, tentu ada modal yang dibutuhkan. Modal yang dipergunakan bisa saja berasal dari tabungan atau pendapatan yang selama ini diperoleh dari pekerjaan utama. “Keadaan seperti ini berpotensi membuat kondisi keuangan menjadi labil,” ujarnya.
Oleh karena itu, diperlukan kesiapan mental dan finansial yang matang untuk menghadapi berbagai kemungkinan. Selama masa transisi dalam mempersiapkan pekerjaan kedua, persiapan finansial diperlukan untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Tentunya, sampai usaha yang dirintis mulai menunjukkan hasil meng gembirakan.
Menurut Alviko, sebaiknya jangan menentukan karier kedua berdasarkan desakan finansial semata karena akan membuat kita amat terfokus pada materi. Manfaat dari pekerjaan yang dijalani pun bisa terbengkalai. Kalau ingin berwirausaha, kata dia, ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan. “Pertama, tentukan jenis usaha dan kalkulasikan semua biaya untuk memulainya,” ujar nya.
Setelah itu, lakukan identifikasi permasalahan keuangan yang mungkin timbul dan dapat menjadi masalah di masa datang. Misalnya, biaya pendidikan anak, pajak, dan penyakit parah. Jangan lupa tentukan asumsi yang dipakai dalam merencanakan keuangan, seperti tingkat inflasi. Apabila berencana melakoni beragam pekerjaan, sebaiknya menyiapkan dana kebutuhan hidup selama setahun. “Jika ingin alih profesi, mulailah mengatur alur kas keuangan minimal setahun ke depan. Termasuk, untuk pos belanja bulanan sampai cicilan rumah dan mobil,” katanya.
Psikolog keluarga Pusat Konsultasi Psikologi Terapan Universitas Pancasila, Arie Radyaswati, mengatakan, memiliki lebih dari satu pekerjaan bukanlah suatu masalah. Terlebih, jika pekerjaan sampingan didasarkan pada hobi dan mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Namun, menurutnya, yang harus diperhatikan ialah manajemen waktu. “Skala prioritas waktu harus dimainkan,” kata Arie.