Kamis 20 Mar 2014 17:37 WIB

Mencukupi Kebutuhan Zat Besi Ketika Menstruasi

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Daging merah merupakan sumber zat besi terbaik.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Daging merah merupakan sumber zat besi terbaik.

REPUBLIKA.CO.ID, Zat besi merupakan senyawa yang paling banyak hilang ketika menstruasi. Padahal, zat besi diperlukan sebagai ko-enzim yang terlibat dalam reaksi reduksi oksidasi (redoks) dalam sel dan sebagai ko-enzim yang berperan dalam pembentukan asam amino, kolagen, hormon dan neurotransmiter.

Dokter Spesialis Gizi MRCCC Siloam Hospital, Dr dr Inge Permadhi, MS, SpGK menjelaskan kehilangan zat besi normal adalah sebesar 1 sampai 2 miligram per hari yang dapat terjadi melalui deskuamasi sel saluran cerna, urine, keringat, dan berganti kulit.

Selain itu, zat besi juga bisa hilang bila terjadi perdarahan misalnya melalui menstruasi. Kehilangan zat besi pada saat menstruasi menyebabkan lemas, letih, lesu, lelah, tidak bertenaga, pusing berkunang-kunang.

Saat menstruasi, jumlah darah yang hilang sekitar 30 cc, jumlah sel darah merah yang hilang 135 juta dan kehilangan zat besi 30 miligram. Sementara yang kehilangan darah sampai 80 cc, akan kehilangan sel darah merah sampai 360 juta dan kehilangan zat besi 80 miligram.

“Sel darah merah membawa zat besi. Makin banyak sel darah yang hilang, maka semakin banyak zat besi yang hilang,” jelasnya.

Sedangkan berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) 2014, jumlah zat besi yang dibutuhkan oleh perempuan dengan rentang usia 19 hingga 49 tahun sebanyak 26 mg setiap hari. Maka untuk mencegah defisiensi zat besi, seorang perempuan yang sedang mengalami menstruasi disarankan untuk lebih memperhatikan asupan nutrisi dari bahan makanan yang mengandung zat besi.

“Jika kehilangan sel darah merah dan zat besi dapat digantikan, maka tubuh dapat tetap fit selama menstruasi,” ujarnya.

Bahan makanan sumber zat besi berasal dari daging hewan mengandung heme iron dan non heme iron. Zat besi yang berasal dari nabati hanya mengandung non heme iron. “Heme iron, lebih mudah diabsorpsi (diserap) oleh tubuh dibandingkan non heme iron,” ungkapnya.

Sumber zat besi terbaik adalah daging yang berwarna merah misalnya hati sapi dan hati ayam. Zat besi juga bisa ditemukan pada ayam, jeruk, telur dan sereal. Adapula yang berasal dari sayuran seperti bayam.

Inge menambahkan untuk membantu absorpsi atau penyerapan zat besi, maka harus ditambahkan vitamin C. Misalnya ada pada strawberry, tomat, brokoli, kentang, dan lainnya.

Selain itu, penting juga ditambahkan makanan yang mengandung vitamin B9 atau asam folat. Yaitu kacang-kacangan dan lainnya.

Menurutnya, asam folat berperan dalam memproduksi sel darah merah. Asam folat dari sumber alamiah mudah rusak oleh oksigen dan suhu panas dalam proses memasak. Hanya 10 persen dari asam folat dari sumber alamiah yang dapat diserap oleh tubuh.

Kesulitan mendapatkan asam folat dari bahan makanan alamiah dapat diatasi dengan suplementasi asam folat aktif yang disebut metafolin. Metafolin merupakan inovasi terbaru dari folat aktif yang dapat langsung diserap tubuh.

Metafolin bermanfaat untuk mempercepat proses pembentukan sel darah merah dan menambah ketersediaan zat besi dalam tubuh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement