REPUBLIKA.CO.ID, Ketika kehamilan yang diinginkan oleh pasangan suami dan istri tak kunjung terjadi, kapankah mereka bisa dikategorikan mengalami masalah infertilitas?
Dr Novan Satya Pamungkas SpOG menjelaskan ketidaksuburan merupakan kondisi ketidakmampuan pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi selama satu tahun atau lebih. “Selain itu, kondisi yang sama juga mungkin terjadi pada perempuan berusia lebih dari 35 tahun yang tak kunjung hamil selama enam bulan atau lebih.”
Infertilitas bisa disebabkan oleh salah satu pasangan atau mungkin bahkan keduanya. Masing-masing memiliki peluang yang sama besar sebagai penyebab infertilitas.
“Untuk suami-istri, berhubungan intim dua sampai tiga kali seminggu bisa meningkatkan fertilitas,” kata Novan menyarankan.
Pada pria masalah kesuburan kemungkinan berasal dari kegagalan menghasilkan sperma berkualitas akibat cacat bawaan sejak lahir. Selain itu, kegagalan testis untuk turun ke kantung skrotum selama pubertas, infeksi berulang, dan penyakit pada masa pertumbuhan juga dapat memengaruhi kesuburan.
Demikian pula, dengan gangguan pada pengeluaran sperma. Adanya gangguan seksual, seperti ejakulasi dini, gangguan kesehatan seperti retograde ejaculation, penyakit genetik tertentu seperti cystic fibrosis, atau gangguan struktural seperti penyumbatan pada saluran sperma, dapat menjadi pencetusnya.
Kesuburan pria pun dapat terganggu oleh kanker dan terapi radiasi serta kemoterapi. Lantas, pria berusia lebih dari 40 tahun kurang subur dibandingkan dengan pria yang lebih muda.
Faktor gaya hidup dan lingkungan juga dapat memengaruhi kesuburan. Obesitas, polusi udara, kebiasaan minum alkohol, dan merokok, contohnya.
“Pria yang kerap mengonsumsi obat-obatan tertentu, pekerjaannya mengharuskan ia duduk berjam-jam bersinggungan dengan radiasi tinggi, serta kebiasaan memangku laptop juga turut memengaruhi kesuburan,” ujar Novan yang praktik di Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta Selatan.