Sabtu 04 Jan 2020 04:30 WIB

Hadis Mengenai Bentuk Badan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad dikenal memiliki tubuh yang baik dan sehat.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Hadis Mengenai Bentuk Badan Nabi Muhammad SAW. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: smileyandwest.ning.com
Hadis Mengenai Bentuk Badan Nabi Muhammad SAW. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam berbagai hadis shahih kerap disebutkan bagaimana bentuk perawakan Rasulullah SAW. Kekasih Allah tersebut dikenal memiliki tubuh yang baik, bersih, dan juga sehat.

Dalam kitab Shifatu an-Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam karya Imam Bukhari, terdapat hadis yang diriwayatkan Sahabat Anas bin Malik. Hadis shahih ini berbunyi: “An Anas ibn Malik qala: kana Rasulullah SAW rab’atan, laysa bi-thawili wa la bil-qashiri, hasanal-jismi wa kana sya’ruhu laysa bija’din wa la sabtha, asmara launa, idza masya yatakaffa-u,”.

Baca Juga

Yang artinya: “Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW berpostur sedang, tidak terlalu tinggi, dan tidak terlalu pendek. Bentuk tubuh beliau bagus, rambutnya tidak keriting merica dan tidak pula lurus. Rambut beliau berwarna kecoklatan. Jika beliau berjalan, tubuhnya condong ke depan,”.

Dalam Islam, mengejek orang lain baik itu mengejek sifatnya apalagi mengejek rupanya memang tak dibolehkan. Sehingga perilaku body shaming tak pernah dibenarkan dalam agama. Namun demikian, Islam juga mengajarkan tentang adab-adab yang berkolerasi pada pertumbuhan tubuh yang baik.

Misalnya, Rasulullah kerap melakukan puasa sunnah secara rutin dengan beragam tujuan. Bisa karena tak memiliki makanan, ingin merayakan hari kelahirannya, ditujukan untuk menambah keimanan, dan bahkan puasa sebab makanan yang dimiliki ingin disedekahkan kepada orang yang membutuhkan.

Tak hanya itu, Rasulullah juga dikenal sebagai pribadi yang mendahulukan adab dan akhlak. Misalnya, Rasulullah selalu menganjurkan kepada setiap umat Muslim untuk makan sebelum lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang. Baik puasa maupun pola adab Rasulullah dalam makan ini pun kerap menuai pujian dari kalangan medis.

Sebab, apa-apa yang dilakukan Rasulullah memang tak pernah meleset seinchi pun dari pakem teori dan praktik keilmuan modern. Hal ini tentu saja—apa yang dikerjakan Rasulullah—sesungguhnya adalah berkat tuntunan langsung dari Allah. Begitulah kiranya Allah mementori Nabi, dan Nabi pun tak letih-letih mementori umatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement