REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak cuma Baghdad, di beberapa wilayah lainnya, ilmu kedokteran Islam juga terus mengalami perkembangan. Di Kota Al-Fustat (ibu kota Mesir lama), misalnya, dibangun sebuah rumah sakit pada tahun 872 M. Pendiriannya digagas oleh Ahmad Ibn Tulun, seorang gubernur Mesir pada masa Dinasti Abbasiyah. Dalam rumah sakit itu, terdapat perpustakaan yang kaya akan literatur medis.
Pada 830 M, di Kota ad-Dimnah (wilayah Tunisia saat ini) sudah berdiri sebuah rumah sakit megah bernama Al-Qairawan. Rumah sakit ini bahkan sudah menerapkan sekat pemisah antara ruang tunggu pengunjung dan pasien.
Baca: Pendorong Kemajuan Ilmu Kedokteran Peradaban Islam
Bangunan rumah sakit lain pada masa kekhalifahan Islam bisa kita jumpai di Kota Marrakech, Maroko. Adalah Khalifah Al-Manshur Ya'qub ibn Yusuf yang menggagas pendirian rumah sakit Marrakech ini.
Pada tahun 1055 M, di wilayah kekuasaan Islam lainnya, Yerussalem, berdiri sebuah rumah sakit bernama As-Sahalani. Di bawah kekuasaan Shalahuddin Al-Ayyubi, rumah sakit ini mengalami perluasan dan pembenahan hingga akhirnya bangunan rumah sakit tersebut hancur ketika gempa bumi melanda wilayah Yerussalem pada 1458 M.
Keberadaan rumah sakit pada masa kejayaan Islam juga ada di Kota Damaskus. Namanya Rumah sakit Al-Nuri. Didirikan pada 1154. Nama Al-Nuri mengacu nama seorang panglima perang Muslim pertama yang berhasil mengalahkan tentara Salib, Nur al-Din al-Zangi.
Baca Juga: Konsep Rumah Sakit dalam Peradaban Islam
Rumah sakit Al-Nuri merupakan rumah sakit pertama yang sudah menerapkan sistem rekam medis. Sebuah terobosan awal yang sangat langka pada masa itu. Dalam perkembangannya, rumah sakit ini juga berperan sebagai sekolah kedokteran.
Sederet ilmuwan ternama tercatat pernah menuntut ilmu di Al-Nuri. Salah satunya adalah Ibn an-Nafis (1208-1288 M) yang merupakan ilmuwan pertama yang secara akurat mendeskripsikan sistem peredaran darah dalam tubuh manusia.
Di kota lainnya, Granada, juga berdiri bangunan rumah sakit Granada pada tahun 1366 M. Menurut Dr Hossam Arafa dalam tulisannya berjudul Hospital in Islamic History, pada akhir abad ke-13, rumah sakit sudah tersebar di seantero Jazirah Arabia.