Dengan menampilkan sosok Muhammad Darwis yang kemudian berubah namanya menjadi Kyai Haji Ahmad Dahlan setelah menunaikan ibadah haji dan menimba ilmu di tanah suci, film Sang Pencerah menggambarkan masa-masa awal Muhammadiyah didirikan dari sudut pandang tokoh utamanya yang merupakan pendiri organisasi Muhammadiyah tersebut.
Film yang sukses diputar di bioskop-bioskop tanah air sejak setahun lalu itu telah berhasil menyabet beberapa kategori penghargaan dalam festival film nasional.Film tersebut hasil garapan sutradara Hanung Bramantyo yang besar di lingkungan yang dekat dengan Muhammadiyah, yaitu Ngasem, Yogyakarta. Tidak jauh dari kampung Kauman, yang menjadi latar belakang utama film tersebut.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah sendiri mendukung penuh pembuatan film tersebut. Bahkan menghimbau warga Muhammadiyah untuk menontonnya. Film ini dijadikan Muhammadiyah sebagai sarana penyegaran kembali semangat pembaharuan dan pemurnian Islam yang diusung oleh KHA Dahlan saat mendirikan organisasi tersebut.
Apalagi dengan diberikannya hak khusus distribusi versi asli DVD film tersebut kepada Muhammadiyah, maka Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah di Jepang (PCIM Jepang) juga menjadi point-distributor DVD versi aslinya dan berinisiatif mengadakan acara nonton bareng.
Acara serupa juga pernah dilakukan misalnya di Australia oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia saat acara roadshow film Sang Pencerah September tahun lalu.
Di Tokyo, acara diselenggarakan pada 5 Juni 2011 bertempat di Aula Sekolah Republik Indonesia di Tokyo (SRIT). Tidak hanya nonton bareng, tetapi juga diisi dengan ceramah oleh Nurchasanah Satomi Ogata, seorang profesor Kajian Asia Tenggara di Kyushu International University. Prof Ogata menceritakan dalam Bahasa Indonesia yang sangat fasih sekilas tentang Muhammadiyah di Indonesia serta pengalamannya dengan Muhammadiyah.
Prof Ogata pernah lama menghabiskan waktunya berinteraksi dengan Muhammadiyah saat menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Bahkan Prof Ogata juga sempat tinggal di Pesantren Sobron di Surakarta yang merupakan pesantren Muhammadiyah bagi para mahasiswa khususnya yang dari UMS.
Bahkan semenjak didirikannya secara formal PCIM Jepang Agustus 2007 lalu, Prof Ogata menjadi salah satu penasehatnya hingga sekarang bersama dengan Prof Khalid Higuchi, yang merupakan profesor dari Universitas Waseda dan Ketua Kehormatan Japan Muslim Association. Di beberapa kesempatan Muktamar Muhammadiyah, Prof Ogata dan Prof Khalid Higuchi selalu menyempatkan diri hadir sambil bersilaturahmi dengan kalangan Muhammadiyah di Indonesia. Beberapa kawan Prof Ogata saat dulu di Surakarta bahkan telah menjadi tokoh-tokoh penting Muhammadiyah di tanah air.
Karena kedekatan cara dakwah Muhammadiyah inilah maka PCIM Jepang bekerjasama dengan Dompet Dhuafa akan mengusahakan penerjemahan teks dialog (subtitle) film Sang Pencerah ke dalam Bahasa Jepang. Ini berarti melengkapi subtitle bawaan dari DVD orisinilnya yaitu dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Diharapkan nantinya Sang Pencerah tidak hanya mencerahkan masyarakat Indonesia saja, tetapi juga masyarakat Jepang.
Muhammad Kunta Biddinika
Warga Kauman, Yogyakarta, tinggal di Yokohama, Jepang, dan aktif di kegiatan Muhammadiyah di Jepang
_____________________________________
Rubrik Jurnalisme Warga memuat tulisan kiriman pembaca. Kirimkan tulisan Anda (mencakup laporan, tips, pengalaman, dan kisah mengenai berbagai hal) beserta foto-foto ke: [email protected]. Tulisan disertai identitas jelas pengirim. Redaksi berhak tidak menayangkan kiriman tulisan berdasarkan penilaian redaksi.