Selasa 10 Jan 2012 10:52 WIB

Kimia dan Pendidikan Kimia, Bekali Mahasiswanya dengan Jiwa Wirausaha

REPUBLIKA.CO.ID,   Oleh Khoirul Anwar

Menjadi mahasiswa harus mempunyai daya tahan, semangat yang kuat. Setelah menamatkan jenjang studi, mahasiswa harus hidup mandiri tidak sekedar mengandalkan uluran tangan dari orang lain, apalagi hanya menunggu menjadi pegawai negeri. Mengingat peluang menjadi pegawai negeri tidak sebanding dengan jumlah lulusan mahasiswa di seluruh negeri ini. Begitu kira-kira pesan yang disampaikan perwakilan Prodi Pendidikan Kimia dan Pendidikan Kimia UIN Sunan Kalijaga, Asih widi wisudawati, MPd, dalam sambutannya.

Berlangsung di teatrikal fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, para mahasiswa Kimia dan Pendidikan Kimia mengikuti acara seminar Kewirausahaan. Seminar yang mengambil tema “Menjadi Mahasiswa SMART Membentuk Jiwa Wirausaha Muda” merupakan bentuk tindak lanjut dari perkuliahan yang diadakan oleh prodi tersebut. “kecenderungan mahasiswa yang lulus tidak memiliki rencana wirausaha melainkan lebih cenderung ingin aman saja”, tutur Listya, ketua Panitia Seminar, di sela-sela sambutannya.

Acara yang diisi  oleh Suranto S Siswoyo, bertindak sebagai keynote speaker dan Warsono Nurhadi sebagai narasumbernya, itu berlangsung kira-kira tiga jam. Suranto menekakan kepada peserta seminar untuk memiliki pemikiran mendasar yakni “aku ingin menjadi apa”, dengan pikiran semacam itulah mahasiswa akan tergelitik dan bergerak untuk mewujudkan cita-citanya. Tanpa cita-cita mahasiswa tidak punya daya mobilitas serta daya revolusioner. Namun, yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan cita-cita tersebut harus dibarengi dengan kelihain membaca kemampuan diri sendiri, kelemahan, tantangan dan hambatannya.

“untuk menjadi orang sukses, manusia harus mendayagunakan multiple intelligency-nya. Selain itu, pergaulan juga menentukan sukses atau tidaknya seseorang sebagaimana pohon beringin. Jika pohon beringin itu ditanam di pot tentu akan tumbuh menjadi kerdil namun jika pohon itu tumbuh di tanah yang subur maka akan menjadi pohon beringin raksasa”, imbuhnya sambil menyitir filsafat pohon beringin.

“Perjalanan satu mil pun dimulai dari satu langkah kecil. Nah, bagaimana memulai langkah kecil tersebut? Karena langkah kecil itulah yang menentukan langkah-langkah selanjutnya”, tanya peserta seminar yang ingin tahu bagaimana memulai menjadi wirausahawan kepada narasumber. Warsono, sebagai narasumber, menanggapi pertanyaan tersebut dengan meminta mahasiswa untuk “memikirkan dan merasakan” apa yang dilihatnya. Itulah langkah awal yang bisa ditempuh untuk menjadi wirausahawan.

“keberuntungan itu sebuah pilihan, bukan gratisan. Keberuntungan seseorang itu terkait dengan sebab-akibat. Islam pun mengajarkan bahwa keberuntungan bukan semata-mata muncul sendiri melainkan harus diusahakan, dalam bahasa agamanya dinamakan ihtiar”, komentar Warsono saat menjawab pertanyaan tentang paradigma masyarakat bahwa orang cerdas kalah dengan orang beruntung.

Di akhir acara tersebut, diisi dengan muhasabah, instropeksi diri, dari seluruh peserta dan dipandu langsung oleh narasumber. Tujuannya tak lain adalah supaya mahasiswa menyadari dengan tujuan belajarnya serta mengingat perjuangan orang tua yang sudah rela menanggung biaya pendidikannya.   email: kaha.anwar@gmail

sumber : Khoirul Anwar
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement