Kamis 17 Jul 2014 22:05 WIB

Departemen ITK Siapkan Peneliti Kelautan Muda Indonesia

Science diving IPB
Foto: Istimewa
Science diving IPB

REPUBLIKA.CO.ID, PULAU PRAMUKA --  Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) FPIK IPB melalui Marine Science and Technology Diving School bekerja sama dengan Laboratorium Selam Ilmiah dan Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan melakukan Scientific Diving Workshop II, Ahad-Selasa (22-24/6) lalu  di Pulau Pramuka, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Jakarta.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 17 mahasiswa yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan Selam jenjang Open Water Diver. Kegiatan ini dilatih oleh Dosen ITK-IPB, Asisten Dosen dan mahasiswa yang telah mengikuti Scientifc Diving Workshop I.

 

 

 

 

 

 

 

 

Wilayah laut yang luas dengan ciri khas kepulauan membuat Indonesia memiliki keunikan kehidupan laut, terutama pada ekosistem terumbu karang. Indonesia dikenal dengan pusat keanekaragaman terumbu karang dunia. Tentu saja, keanekaragaman tinggi tersebut berdampak pada biodiversitas boita yang hidup pada ekosistem terumbu karang tersebut. Salah satu biota penting yang hidup pada ekosistem tersebut adalah Ikan terumbu. Untuk dapat mengelola ekosistem terumbu karang tersebut, perlu sumberdaya manusia kelautan yang cakap. Dari latar belakang tersebut, Dept-ITK melakukan pelatihan ini.

Pelatihan ini fokus pada pelatihan pengambilan data terumbu karang hingga level genus dan ikan terumbu hingga level spesies. Data terumbu karang diambil dengan metode line intercept transek, yaitu membentangkan rol meter sepanjang 50 meter dan mencatat tutupan dasar yang menyinggung garis. Tipe tutupan dasar perairan berupa karang dicatat bentuk pertumbuhan dan genus. Pengambilan data ikan terumbu dilakukan dengan metode visual census.

Metode visual census dilakukan dengan pengambilan data spesies ikan yang ditemukan beserta jumlah individu dan estimasi panjang dari tubuh ikan tersebut. Data terumbu karang dan ikan terumbu tersebut dilakukan pada 6 titik stasiun di sekitar Pulau Pramuka dengan kedalaman 5 meter. Selain itu, pengambilan data batimetri dan parameter kualitas air seperti suhu, salinitas, kecerahan dan kelimpahan plankton juga dilakukan untuk meunjang kondisi ekosistem terumbu karang.

“Pelatihan ini sangat membantu saya dalam meningkatkan kemampuan analisa ekosistem terumbu karang, baik secara teori maupun aplikasi,” ujar Adip Setiawan, salah satu peserta workshop dalam siaran persnya kepada ROL, Kamis (17/7).

Dalam kegiatan ini turut serta mahasiswa Doubel Degree Ibaraki University-FMIPA IPB asal Jepang bernama Saki Singaki, yang sangat mengapresiasi kegiatan ini. Menurut Saki, kegiatan ini sangat berguna bagi mahasiswa karena tidak hanya belajar menyelam tetapi juga belajar menjadi peselam ilmiah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement