REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc
(Konsultan Sakinah Finance, Colchester, Inggris)
Hari ini Layyina, si sulung kelas Year 11 atau setara 2 SMA, bercerita mengenai “Britain’s Spending Secret” yang ditontonnya. Di Inggris, ada sebagian keluarga yang punya kebiasaan belanja tanpa melihat kebutuhan atau tidak bisa berhemat. Lalu ada juga sebagian keluarga yang sangat berhitung-hitung jika berbelanja walaupun sebenarnya mereka mampu untuk membeli apa saja.
Konsep ini yang sering ditelaah dalam pelatihan Sakinah Finance dimana tabiat belanja merupakan faktor penting dengan pengelolaan pendapatan keluarga. Itulah sebabnya saya berminat untuk menuliskannya.
Dalam ukuran keluarga berjumlah empat orang, pengeluaran rata-rata untuk makanan dalam per minggu menurut Office for National Statistics (ONS) di Inggris pada 2014 adalah 84 poundsterling atau sekitar 360 pounds atau sekitar Rp 7.200.000 per bulan.
Jangan terkejut karena Upah Minimum di negara ini adalah 1.350 pounds atau sekitar Rp 27.000.000 per bulan. Jadi belanja makan bagi keluarga di sana adalah sekitar 25 persen dari upah minimum. Hal ini dapat dijadikan patokan bagi keluarga yang selama ini berbelanja kurang atau lebih dan bagaimana mencermatinya atau menyusun strateginya.
Untuk masalah ini, sangat berhubungan dengan gaya hidup dari keluarga dan bagaimana respon mereka terhadap iklan tv, koran, radio atau sosial media. Ada keluarga yang sangat sensitif dengan penampilan atau suka resah jika mendengarkan apa kata tetangga dan teman.
Tipe keluarga jenis ini biasanya sulit untuk menjaga anggarannya karena keluarga ini akan memastikan supaya gaya hidupnya lebih baik dari yang lain, paling tidak sejajar. Tidak heran jika keluarga jenis ini biasanya suka terlilit utang.