Senin 25 Apr 2016 08:10 WIB

Ke Mana Pemimpin Islam?

Red: M Akbar
Pemimpin yang berilmu (Ilustrasi)
Foto:

Belum lagi dugaan kasusnya, sampai-sampai logika hukum dijungkirbalikan dengan alibi mencari niat jahat. Lantas, muncul opini: Pemimpin kafir tidak apa-apa, asal bla bla bla. Saya Muslim, pilih Ahok.

Kemudian, umat dan pribumi dituding SARA dan rasial ketika bersikap resisten menyikapi hal tersebut. Ah, sempurna sekali playing victim itu. Rakyat dan umat diadu. Miris? Pasti! Lalu, apakah kita harus menyalahkan mereka, Ahok dan pendukungnya serta penyebar tagline pemimpin kafir tadi? Eitss, tunggu dulu. Jangan main salah-salahkan dulu.

Mari simak kutipan Efesus 4:29, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, d imana perlu supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia."

Dalam Yohanes 8:44, "Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."

Ahok adalah bekas aktivis gereja belasan tahun. Ia juga pernah menjadi ketua majelis gereja selama tiga tahun. Namun, karakter dan kebijakannya bertolak belakang dengan kitab suci agamanya sendiri. Kendati demikian, masih ada yang mendukungnya. Ini artinya masih ada nilai positif dari Ahok yang dilihat pendukungnya.

Sebaliknya, penolakan warga DKI, bahkan sejumlah alim ulama, tetap tidak bisa melengserkan Ahok. Aparat hukum juga tidak menjebloskannya ke penjara, meski dugaan kasusnya telanjang di depan mata. Terlepas dari itu semua dan tidak berpengaruhnya protes ulama seakan telah menandakan lemahnya kekuatan ulama masa kini.

Baru-baru ini bahkan Kapolres Tebing Tinggi AKBP Slamet Loesiono menghina ulama saat coffee morning (18/4/2016). Ia mengerdilkan peran ulama yang dinilainya hanya pandai bicara, tak bisa berbuat. Aliansi Umat Islam Kota Tebing Tinggi pun mengajukan somasi agar Slamet meminta maaf dan dicopot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement