REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Bambang Prayitno (Anggota Keluarga Alumni KAMMI)
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diguncang gempa. Seluruh aktivis dan seniornya tersentak. Terperanjat dan goyah. Berderak tak seimbang. Semua gara-gara ketidakhati-hatian. Adalah Thony Saut Situmorang, mantan Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang kini menjadi pimpinan KPK, yang menyalakan ledakan kali pertama.
Saat ia menjadi narasumber 'Harga Sebuah Perkara' di stasiun TVOne pada Kamis 5 Mei 2016, di sanalah Saut menceritakan tentang perilaku korupsi dan kejahatan dengan orang cerdas.
Naifnya, Saut menyebut nama organisasi dan jenjang pengkaderannya sebagai tamsil. Ia dengan lugas mengatakan; "mereka orang-orang cerdas ketika mahasiswa, kalau HMI minimal LK 1. Tapi ketika menjadi pejabat mereka korup dan sangat jahat".
Perumpamaan yang sekilas mengalir biasa saja. Jika ditilik lebih dalam, sungguh menjadi tak etis lagi karena begitu terdengar tendensius. Apalagi yang mengucapkannya adalah pimpinan KPK, dimana lembaga dengan seluruh pandangannya melekat padanya.
Seketika setelah gempa itu, seluruh pengurus HMI dan alumni HMI dari berbagai latar, mengecam dan membuat serangkaian rencana untuk Saut. Tak kurang Machfud MD dan Hamdan Soelva serta Dien Syamsuddin juga turut bersuara.
Sementara dalam Rakornas III KAHMI 2016 di Jawa Barat pada 4-6 Mei 2016 yang diikuti oleh peserta dari Majelis Nasional, Wilayah dan Daerah KAHMI, salah satu bahasan pentingnya adalah soal pernyataan Saut ini.