Kamis 29 Sep 2016 06:14 WIB

Pilgub Jakarta dan Bencana Garut

Kondisi hutan di hulu sungai Cikamir yang rusak akibat hujan deras di Pasirwangi, Kabupaten Garut, Sabtu (24/9). Pemicu banjir bandang di Kabupaten Garut dikarenakan rusaknya hulu sungai Cikamiri. (Mahmud Muhyidin)
Foto: Mahmud Muhyidin
Kondisi hutan di hulu sungai Cikamir yang rusak akibat hujan deras di Pasirwangi, Kabupaten Garut, Sabtu (24/9). Pemicu banjir bandang di Kabupaten Garut dikarenakan rusaknya hulu sungai Cikamiri. (Mahmud Muhyidin)

REPUBLIKA.CO.ID, -- Keputusan PDIP untuk mengusung Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon gubernur Jakarta cukup menyentak publik. Sebagai parpol pemenang, mereka rela menempatkan kadernya sebagai wagub saja.

Ada aroma politik yang ujungnya tidak jauh dari hitung-hitungan modal dan kekuasaan. Sangat sulit menilai keputusan tersebut adalah murni karena faktor keberpihakan pada rakyat.

Di saat yang lain warga Garut tengah berduka. Karena kebijakan yang tidak tepat, hutan digunduli dan menyebabkan Sungai Citarum tidak mampu menampung air hujan yang turun lebat. Akibatnya, ratusan rakyat harus kehilangan tempat tinggal, bahkan nyawa anggota keluarga yang dicintainya.

Dua kejadian di atas tidak lepas dari politik. Politik dalam arti mengurusi urusan umat atau rakyat. Kewajiban penguasa adalah memenuhi seluruh hak umat dengan sempurna. Lalu bagaimana jika sekarang politisi lebih dekat dengan pemilik modal sehingga mereka melupakan kewajiban utamanya kepada rakyat?

Wahyu Utami

Kasihan, Bantul, Yogyakarta

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement