Jumat 03 Nov 2017 16:53 WIB

Nama yang Selalu Disebut

Erik Hadi Saputra
Foto: dokpri
Erik Hadi Saputra

REPUBLIKA.CO.ID, Erik Hadi Saputra, Kaprodi S1 Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan  Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta

Untuk mengenal warganya di suatu kompleks, pak RT mengumumkan supaya masing-masing rumah memasang papan nama di depan rumah masing-masing. Beberapa warga telah mulai memasang nama, misalnya tetangga pak Ruslani telah memasang papan nama ”Jatmiko, MBA”. 

Melihat itu pak Ruslani yang pekerjaan sehari-harinya adalah supir juga memasang papan nama, ”IR Ruslan SH”. Tidak kalah lagi, tetangga sebelahnya juga memasang papan nama, ”Faturrahman, M.SC”.

Karuan saja hal ini menjadi heboh di masyarakat tersebut karena mereka mengenal pak Ruslani dan pak Faturrahman yang hanya lulusan Sekolah Dasar itu. Akhirnya kehebohan ini didengar juga oleh pak RT. Lalu pak Faturrahman dan pak Ruslani dipanggil untuk melihat duduk perkaranya. Maka, terjadilah diskusi antara pak RT dengan dua orang itu. ”Apa maksudnya bapak berdua bikin embel-embel begitu?”, tegur pak RT.

”Apa salah saya pak, tetangga di sebelah saya pak Jatmiko memasang MBA, yang berarti Mantan Bos Angkot. Karena itu, papan nama di rumah saya pun beri embel-embel yang maksudnya adalah Ini Rumah Ruslani Sopir Harian,” jawab pak Ruslani. 

”Bagaimana dengan pak Faturrahman?”, tanya pak RT. "Papan nama di depan rumah saya itu maksudnya adalah Faturrahman Mantan Sopir Camat," jawabnya kalem. 

Pembaca yang kreatif, kita pernah mendengar ungkapan 'Apalah Arti Sebuah Nama', yang menggambarkan secara pribadi kita melakukan sesuatu tanpa bermaksud menonjolkan diri. Bermaksud tanpa pamrih dan melakukan semuanya sebagai bagian dari kebaikan kita. 

Dalam talkshow Pelangi Inspirasi di programa satu RRI Yogyakarta, saya dan pak Dwiyono Iryanto mendiskusikan satu bahasan bahwa dalam kehidupan ini kita boleh mengharapkan pamrih, khususnya pamrih berharap kebaikan dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Dalam kehidupan bermasyarakat, seringkali nama orang yang muncul untuk ditunjuk sebagai ketua RT, ketua panitia Syawalan, ketua panitia Qurban, panitia 17 Agustus, dan panitia family day adalah nama itu-itu saja. Teman-teman di jakarta bilang 4L (loe lagi, loe lagi). 

Sebahagian orang yang sering disebut biasanya tertekan karena seringkali orang lain hanya ingin dia sendiri yang bekerja. Sedangkan orang lain karena tidak mau repot. Namun percayalah, kalau nama kita sering disebut itu artinya kita adalah orang yang bermanfaat. Jadi nikmati saja. Bukankah sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat? Baik bermanfaat buat keluarga, sahabat, dan buat orang lain. 

Justru hati-hati jika dalam setiap kegiatan di kantor, masyarakat, organisasi, dan kegiatan sosial nama kita tidak pernah disebut. Itu artinya, adanya kita, atau tidak adanya kita keadaan akan sama saja.  

Pembaca yang kreatif, Dr ’Aidh al-Qarni mengatakan ”Jika Anda berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari ini yang saat mataharinya menyinari anda, dan siangnya menyapa anda. Sebaiknya anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian, dan kerja keras. Terimalah rezeki, keluarga, rumah, ilmu dan jabatan anda hari ini dengan penuh keridhaan”. Sehat, bermanfaat dan sukses selalu untuk kita semua. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement