Selasa 29 Oct 2013 07:04 WIB

Akhir Karier Syamsir Alam?

Fernan Rahadi
Foto: Republika/Daan
Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fernan Rahadi/Editor Sepakbola ROL

Pelatih Timnas U-23 Rahmad Darmawan (RD) akhirnya memutuskan mencoret nama striker Syamsir Alam dari skuat yang akan berlaga di SEA Games Desember nanti. Bukan berita mengejutkan. Justru akan jadi keputusan kontroversial jika pelatih Arema Cronous itu bersikukuh mempertahankan penyerang yang bermain di DC United itu.

Dari sejumlah laga pemanasan tim Garuda Muda, pemain berusia 21 tahun itu memang gagal membuktikan kualitasnya meskipun jadi satu dari tiga pemain yang bermain di luar negeri. Kelemahan yang paling terlihat adalah kegagalannya mengkonversi satu gol pun dalam sejumlah laga persiapan Timnas U-23.

Bagi seorang striker, menjadi mandul tentunya bukan pilihan, apalagi jika yang diperkuat adalah sebuah tim nasional. Syamsir tentu menyadari betul kekurangannya tersebut.

Satu-satunya 'prestasi' barangkali saat ia berhasil melaksanakan tugas sebagai eksekutor penalti pada laga semifinal Islamic Solidarity Games (ISG) melawan Turki U-21 bulan September lalu. Pada laga yang dimenangkan skuat RD itu sangat terlihat bahwa pergerakan pemain pinjaman dari CS Vise tersebut, yang dipasang sebagai striker tunggal, sangat tidak efektif.

Sudah bukan rahasia jika julukan 'pemain pesanan' kerap melekat di diri Syamsir. Hal itu disebabkan Vise, klub yang memiliki pemuda asal Agam, Sumatera Barat, itu, dimiliki oleh Nirwan Bakrie, bekas penyokong dana PSSI kepengurusan sekarang. Syamsir selalu bersikeras bahwa julukan itu salah dialamatkan kepadanya dan ia mencoba membuktikannya di atas lapangan.

Namun yang terjadi di atas lapangan kerap tidak sesuai harapan. Syamsir selalu gagal menampilkan performa yang sempat mengangkat namanya pada pagelaran Pra Piala Asia U-19 pada 2009 silam, saat ia bersama Alan Martha, bomber Sriwijaya FC saat ini, menjadi pencetak gol terbanyak Timnas U-19.

RD sudah mencobanya di berbagai pertandingan penting, termasuk saat melawan klub Inggris Chelsea, pada laga ekshibisi bulan Agustus lalu. Namun penampilan Syamsir selalu mengecewakan. Klimaksnya adalah saat RD memutuskan mencoret nama Syamsir dari daftar 30 pemain Timnas U-23, Senin (28/10) lalu.

"Penyusutan pemain sudah dilakukan. Salah satu pemain yang keluar adalah Syamsir Alam," kata RD. "Setelah membanding-bandingkan, pemain yang tersisih itu memang kalah bersaing dengan pemain lain," tambahnya.

Syamsir sejauh ini masih enggan menanggapi keputusan pelatihnya tersebut. Lewat twitter @syamsiralam, ia hanya menulis kalimat singkat usai pengumuman dilakukan. "Jangan pernah sesali keputusan itu," tulis mantan pemain Atletico Penarol itu.

Keputusan RD kemarin seakan menjadi pembuktian lain bahwa kualitas Syamsir saat ini memang tidak sebagus yang selama ini digembar-gemborkan media. Ini adalah kegagalan kedua bagi Syamsir menembus skuat inti Timnas U-23. Pada SEA Games 2011 lalu, nama Syamsir juga tersisih dari skuat final berisi 20 pemain meskipun sempat disertakan pada sejumlah laga uji coba.

Selama ini, berbagai media seolah terbuai dengan berbagai 'prestasi' Syamsir memperkuat sejumlah klub luar negeri, mulai dari Atletico Penarol (Uruguay), CS Vise (Belgia), hingga DC United (Amerika Serikat). Bahkan seorang Bambang Pamungkas tanpa ragu mengatakan bahwa masa depan Timnas Indonesia adalah eranya seorang Syamsir Alam.

Faktanya, Syamsir justru lebih terkenal dari berita-berita luar lapangan seperti menjadi bintang iklan sebuah produk minuman atau lewat kicauan-kicauannya di twitter untuk menanggapi ejekan-ejekan para haters-nya.

Di level klub, meskipun menjadi pemain Indonesia pertama yang bergabung di klub Major League Soccer (MLS), ia bahkan tak pernah merasakan menjadi bagian dari skuat DC United di luar laga persahabatan. Pelatih DC United, Ben Olsen beranggapan Syamsir belum cukup layak bermain di tim utama tim berjuluk The Black and Red tersebut.

Kini, tergantung Syamsir bagaimana menyikapi pencoretan dari skuat Timnas U-23 tersebut. Para penggemarnya tentu tidak berharap ia menjadi patah arang. Tulisan ini pun tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan pemain yang pernah mengikuti tes di klub Eredivisie Belanda, Vitesse Arnhem tersebut. Sebaliknya, semua orang tentunya berharap Syamsir bangkit meskipun terkadang harapan itu disampaikan melalui kata-kata yang menyakitkan.

Sudah banyak contoh pemain muda yang gagal melanjutkan karier gemilangnya setelah bersinar di usia yang sangat muda, sebut saja Rigan Agachi yang sempat bermain di tim junior PSV Eindhoven, atau Kurniawan Dwi Yulianto yang pernah bermain di klub Serie A Sampdoria, meskipun nama terakhir kembali menemukan penampilan terbaiknya di penghujung karier sepak bolanya.

Kita berharap tentunya karier Syamsir tidak mandek seperti dua nama di atas. Para pecinta sepak bola di Tanah Air paham betul bahwa jebolan SSB Depok itu memiliki kemampuan mumpuni untuk memperkuat timnas senior di masa depan. Hanya saja saat ini kualitas itu belum terlihat.

Good luck, Syamsir Alam!

(penulis sering ngetwit di akun @fernanrahadi)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement