Jumat 03 Oct 2014 21:01 WIB

Meraih Haji Mabrur

Wukuf di Arafah
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Wukuf di Arafah

REPUBLIKA.CO.ID, oleh: Damanhuri Zuhri

'Al-Hajju Arafah' (Inti ibadah haji adalah wukuf di Arafah), begitu sabda Rasulullah SAW yang diriwiyatkan Abu Daud dan Tirmizi.

Puncak dari ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah. Insya Allah, Kamis (2/10), seluruh jamaah haji dari berbagai belahan dunia, meninggalkan Kota Suci Makkah, menuju Arafah untuk melaksanakan ibadah wukuf.

Dalam buku berjudul 'Haji dan Umrah', HM Quraish Shihab mengungkapkan Arafah adalah satu kawasan yang terletak di sebelah tenggara Masjidil Haram di Makkah dengan jarak 22 kilometer. Luas Arafah lebih kurang 10,4 km2.

Di sanalah jamaah haji berkumpul, yakni wukuf pada tanggal 9 dzulhijjah. Menurut Quraish, masa wukuf dimulai dari tergelincirnya matahari, sekitar pukul 12.00, sampai dengan terbenamnya matahari.

Menurut pakar tafsir ini, wukuf di Arafah merupakan salah satu rukun haji. Dalam ibadah haji, rukun adalah sesuatu yang apabila tidak dikerjakan sesuai ketentuannya, maka ibadah haji tidak sah.

Karena itu, seluruh jamaah haji diwajibkan melakukan ibadah wukuf di Arafah, termasuk mereka yang dalam keadaan sakit. Menurut dr Fidiansjah, Kepala Bidang Kesehatan Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi, jumlah jamaah haji yang terpaksa disafariwukufkan sebanyak 190 jamaah.

''Perinciannya, sebanyak 40 jamaah akan berbaring dan 150 jamaah akan duduk dalam kendaraan selama pelaksanaan safari wukuf berlangsung,'' ungkap Fidiansjah.

Jamaah haji Indonesia dijadwalkan bergerak ke Arafah pada Kamis, 8 Dzulhijjah 1435 atau 2 Oktober 2014. Pemberangkatannya terbagi dalam tiga gelombang.

Menurut data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi, gelombang pertama keberangkatan dari pemondokan ke Arafah mulai pukul 08.00 Waktu Arab Saudi sampai pukul 12.00 WAS. Gelombang kedua mulai pukul 12.00 hingga pukul 18.00 WAS. Dan gelombang ketiga mulai pukul 18.00 sampai selesai.

Sejak jauh-jauh hari sebelum wakut wukuf, jamaah haji Indonesia senantiasa diingatkan untuk menjaga kesehatan. Bahkan, sejumlah pejabat Kementrian Agama yang sudah berada di Tanah Suci menghimbau jamaah untuk mengurangi ibadah sunnah, demi mempersiapkan puncak ibadah haji.

Pembimbing Haji Yayasan Darul Ulum Bogor Drs KH Anwar Hidayat menjelaskan bekal untuk ibadah haji adalah iman dan takwa. Ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Albaqarah, ''Berbekallah kalian, karena sebaik-baiknya bekal adalah takwa,'' ujar kyai Anwar..

Bekal lain yang harus dipersiapkan jamaah haji adalah kesehatan. ''Harus difahami, ibadah haji merupakan ibadah harta sekaligus fisik serta ibadah ruhaniah. Banyak manasik haji yang memerlukan kegiatan fisik, seperti thawaf, sa'i, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah serta Jumrah. Itu semuanya memerlukan fisik yang prima,''

Kyai Anwar juga mengingatkan, terutama pada saat wukuf di Arafah mau pun bermalam di Mina untuk melempar jumrah, kadang jamaah haji mudah terusik tensinya oleh hal-hal yang sepele, seperti berebut air mau pun makanan.

Allah SWT melalui firman-Nya dalam Alquran sudah mengingatkan para jamaah haji untuk tidak berkata kotor, tidak melakukan jidal (pertengkaran) dan berbuat fasik (maksiat).

Ia mengatakan siapa saja yang sudah memiliki niat untuk menunaikan ibadah haji, sejak di Tanah Air, tidak boleh berkata kotor dan jorok, berbuat maksiat serta tidak boleh bertengkar.

Menurut kyai Anwar, untuk meraih haji yang mabrur hendaknya sudah dilakukan sejak sebelum berangkat ke Tanah suci, ketika sedang melaksanakan ibadah haji mau pun setelah kembali ke Tanah Air.

''Kemabruran haji harus tampak qoblal haj (sebelum melaksanakan haji), mabrur indal haj (ketika melaksanakan haji) dan ba'dal hajj (setelah melaksanakan ibadah haji), yakni sepulang di Tanah Suci,'' ujarnya.

Mudah-mduahan saudara kita para jamaah haji yang melakasanakan wukuf di Arafah sebagai puncak ibadah haji, akan meraih predikat haji yang mabrur. Amin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement