Rabu 23 Sep 2015 15:54 WIB

Jerman, Merek Global dan Cerita tentang SV Darmstadt 98

Pelatih Darmstadt, Dirk Schuster (tengah), memberikan selamat kepada para pemainya usai memenangkan pertandingan lawan Bremen dalam laga Bundesliga Jerman di Darmstadt, Jerman, Selasa (22/9).
Foto: Reuters/Kai Pfaffenbach
Pelatih Darmstadt, Dirk Schuster (tengah), memberikan selamat kepada para pemainya usai memenangkan pertandingan lawan Bremen dalam laga Bundesliga Jerman di Darmstadt, Jerman, Selasa (22/9).

Oleh: Muhammad Iqbal

Redaktur Republika

Jerman merupakan negara kuat. Siapa pun rasa-rasanya tidak meragukan sematan di atas. Entah itu di bidang ekonomi, politik maupun sosial, Jerman senantiasa berada di garis depan.

Ambil contoh di bidang ekonomi. Bersama-sama tujuh negara papan atas dunia semisal Amerika Serikat dan Jepang, Jerman tergolong ke dalam kelompok G8, sebuah perhimpunan informal negara-negara maju.      

Berbicara tentang Jerman, tentu tak dapat dilepaskan dari beragam merek global yang mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat dunia. Termasuk di sini, di Indonesia. Publik tentu mengenal produk-produk yang dihasilkan pabrikan-pabrikan asal Jerman.

Semisal, Osram (lampu hemat energi), Volkswagen (mobil), Adidas (perlengkapan olahraga), Allianz (asuransi), Bosch (peralatan teknik dan elektronik) sampai Merck (farmasi dan kimia). Uniknya, letak kantor pusat maupun asal muasal pabrikan berasal dari kota atau negara bagian berbeda. Ambil contoh Osram bermarkas di Muenchen, VW (Wolfsburg), Adidas (Bavaria), Bosch (Gerlingen, tak jauh dari Stuttgart) maupun Merck (Darmstadt, sebuah kota di negara bagian Hesse).

Selepas membaca wawancara petinggi Merck di sebuah media massa nasional, penulis tertarik untuk menulis lebih jauh perihal Darmstadt, termasuk di dalamnya klub sepak bola SV Darmstadt 98. Klub tersebut akhir-akhir ini menarik perhatian penggemar si kulit bundar lantaran mampu menorehkan hasil positif di awal-awal kompetisi. Meskipun akhir pekan silam Darmstadt harus takluk atas jawara bertahan Bundesliga Bayern Muenchen tiga gol tanpa balas.

Sekilas Darmstadt

Dikutip dari berbagai sumber, Darmstadt merupakan kota yang terletak di negara bagian Hesse. Berlokasi di selatan Rhine Main Area (Frankfurt Metropolitan Region), Darmstadt memiliki populasi sekira 150 ribu orang (berdasarkan survei 2013).  Julukan Darmstadt tidak main-main.

City of Science atau kota ilmu pengetahuan. Dalam bahasa Jerman disebut Wissenschaftsstadt. Salah satu alasan di balik penyebutan itu adalah keberadaan institusi sains, universitas hingga perusahaan teknologi tinggi.  

Selain Merck, di Darmstadt terdapat The European Space Operation Centre (ESOC). GSI Centre for Heavy Ion Research pun terletak di daerah yang dipimpin wali kota Jochen Partsch tersebut. Di GSI Centre, sejumlah elemen kimia yang berperan penting bagi kehidupan ditemukan seperti bohrium (ditemukan 1981) sampai copernicium (1996).

Sensasi SV Darmstadt 98

Seperti dijelaskan di awal, kota Darmstadt memiliki wakil di Bundesliga 2015/2016 bernama SV Darmstadt 98. Kisah klub berjuluk Die Lilien ini ibarat dongeng. Sebagaimana yang diceritakan penulis Michael Yokhin dalam artikelnya di laman Sport 360 bertajuk "Darmstadt’s incredible rise to the Bundesliga defies football logic".

Dalam artikel itu, secara singkat, dikisahkan Darmstadt masih berada di Regionalliga Sud pada musim 2010/2011. Usai meraih peringkat pertama di musim tersebut, Darmstadt pun promosi ke divisi tiga Jerman.  

Setelah melewati musim 2011/2012 di posisi ke 14, semusim berselang, klub yang didirikan pada 22 Mei 1898, harus terjerembab di peringkat ke 18. Konsekuensinya, Darmstadt harus kembali turun kasta ke Regionalliga Sud. Namun, apa yang terjadi? Darmstadt urun berlaga di kompetisi tersebut lantaran klub Kickers Offenbach (juga peserta divisi tiga Jerman) didiskualifikasi akibat masalah keuangan.

Memulai musim 2013/2014, Die Lilien merupakan kandidat degradasi karena hasil negatif di tiga pertandingan awal. Namun, peruntungan berubah di September 2013. Darmstadt menghancurkan Duisburg dan Hansa Rostock masing-masing dengan skor 4-0 dan 6-0.

Pelatih Dirk Schuster sukses meramu tim dengan keseimbangan yang pas sampai musim berakhir. Peringkat ketiga pun ditempati Darmstadt sehingga layak tampil di play off promosi ke divisi dua Jerman melawan Arminia Bielefeld.

Sebagai underdog, tak ada yang terkejut kala Darmstadt disikat Bielefeld 1-3 di markasnya, Merck-Stadion am Böllenfalltor, pada leg pertama. Namun, tanpa diduga, pada pertemuan berikut, Die Lilien membalikkan keadaan hingga menang 4-2 via gol Elton Da Costa di masa perpanjangan waktu. Tiket promosi pun diperoleh Darmstadt.

Kegemilangan Darmstadt berlanjut di divisi dua Jerman. Mereka sukses menempati posisi kedua klasemen akhir musim 2014/2015. Bundesliga pun mereka pijak, tentu dengan penuh antusias.  

Di musim ini, kiprah Die Lilien terhitung lumayan bagi klub promosi. Sampai pekan kelima, Darmstadt menempati posisi 12 dengan raihan enam angka hasil satu kali menang dan tiga kali seri. Menarik untuk menantikan sampai sejauh mana perjalanan Darmstadt ketika kompetisi periode 2015/2016 berakhir.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement