REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bayu Hermawan*
Bulan April menjadi bulan yang sibuk dan menentukan bagi klub-klub di Liga Primer Inggris. Hasil-hasil pertandingan pada bulan ini akan menentukan klub mana yang akan menjadi juara, klub mana yang mendapat tiket berlaga di kompetisi eropa hingga klub mana yang harus menerima nasib terdegradasi.
Persaingan perebutan trofi Liga Primer Inggris, tentu yang paling menarik perhatian. Persaingan siapa di antara Liverpool dan Manchester City yang akan juara diprediksi akan berlangsung ketat, dan bulan April menjadi penentu bagi kedua tim. Saat ini, Liverpool dan Manchester City saling bergantian memimpin klasemen sementara Liga Primer Inggris. Jika keduanya memainkan jumlah pertandingan yang sama, maka City yang berada di posisi puncak klasemen dengan hanya selisi satu poin. Secara performa, Liverpool dan Manchester City merupakan dua tim yang paling stabil dan menarik hingga pekan ke-33. Liverpool tercatat sebagai tim yang paling sedikit merasakan kekalahan, khususnya di kandang. Sementara City merupakan tim yang paling banyak meraih kemenangan.
Liverpool mengawali musim dengan sangat baik, bahkan sempat menjadi klub yang tidak pernah mengalami kekalahan sejak 2018. Namun, perjalanan the Reds untuk mengakhiri puasa gelar sejak 29 tahun lalu ini, tersendat pada awal tahun 2019. Meski tidak mengalami kekalahan, namun pasukan Jurgen Klopp sering kehilangan poin penuh di beberapa pertandingan. Di sisi lain, penampilan Manchester City justru meningkat setelah dikalahkan Newcastel United pada akhir Januari lalu. Hasilnya, City bisa kembali mengungguli perolehan poin Liverpool.
Jurgen Klopp dan seluruh pasukan the Reds sadar, bahwa satu-satunya kunci untuk bisa menjaga peluang mereka juara adalah dengan memenangkan enam pertandingan tersisa. Hasil imbang saja bisa mengancam mimpi kopites melihat Liverpool juara, apalagi kalah. Jika melihat sisa lawan yang harus dihadapi the Reds, Chelsea mungkin menjadi satu-satunya lawan yang paling berat. Memang, Si Biru sudah bisa dicoret dari calon juara, namun pasukan Sarri punya motivasi untuk bisa lolos ke liga Champions musim depan.
Kegagalan Chelsea masuk empat besar bukan cuma membuat mereka kehilangan pemasukan besar dari kompetisi terelit di benua Eropa, namun juga berimbas pada nasib pelatih mereka Maurizio Sarri, yang kemungkinan bakal didepak. Beruntung, Liverpool akan memainkan laga tersebut di Stadion Anfield, kandang mereka sendiri, yang kini menjelma menjadi benteng kuat yang sulit ditembus tim-tim lain.
Namun, seperti apa yang disampaikan mantan pelatih Manchester United, Jose Mourinho, Liga Primer Inggris berbeda dengan liga-liga lainnya. Sebab, tim-tim di luar big six, bukan tidak mungkin menjadi batu sandungan bagi Liverpool untuk mengapai mimpi. Tim seperti Southampton, Newcastle, Wolve, bahkan Cardiff City dan Hudderfield yang sudah terdegradasi pun bisa tiba-tiba menjadi lawan yang sulit. Sehingga fokus dan waspada menjadi kunci utama bagi Liverpool.
Sementara di barisan pemain, tentu saja sorotan diberikan kepada Mohammed Salah. Topskor musim lalu itu sedang puasa gol hingga saat ini. Liverpool nampaknya mulai harus tidak bergantung pada seorang Salah. Seperti yang disampaikan mantan punggawa the Reds Steve McManaman, Klopp harus bisa memaksimalkan Sadio Mane yang tengah on fire. Disamping tetap percaya bahwa Salah akan mencetak gol di waktu yang dibutuhkan.
Di seberang, Pep Guardiola tengah berhasrat untuk membawa Manchester City menjadi juara berturut-turut Liga Primer Inggris. Penampilan City saat ini memang seperti tak ada cela. Hampir di semua kompetisi yang diikuti, City selalu menunjukan superiornya. Kedalaman skuat tim biru langit menjadi faktor utamanya. City hampir tidak pernah dipusingkan dengan masalah cedera pemain. Mulai dari lini belakang, tengah dan depan, City selalu punya stok pemain yang bagus. Ditambah dengan taktik Pep, pantaslah hingga kini City menjadi tim yang paling banyak meraih kemenangan.
Namun, sibuknya City bukan tidak mungkin menjadi masalah. Saat ini, City masih harus membagi perhatian di Liga Primer Inggris, Piala FA dan Liga Champions. Sementara dari sisa pertandingan di Liga Primer Inggris, Tottenham dan Manchester United menjadi ancaman terbesar mereka. Di akhir musim ini, City akan melakoni tiga pertandingan melawan Tottenham, dua pertandingan di babak perempat final Liga Champions dan satu pertandingan di Liga Primer Inggris.
City harus berhati-hati terhadap Tottenham, sebab the Lily White punya motivasi mencetak sejarah di stadion baru mereka. Tottenham tentu ingin mengincar bisa melangkah lebih jauh ke semifinal Liga Champions, yang sangat-sangat jarang bisa mereka rasakan. Di kompetisi lokal, Tottenham punya misi penting untuk bisa mengalahkan Manchester City, demi mengamankan tiket liga Champions musim depan. Sebab, jarak poin antara posisi 3, 4 dan 5 sangat tipis.
Lawan lain yang berbahaya bagi City di sisa musim tentu saja rival abadi dan terdekat mereka, Manchester United. Di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer, MU berubah kembali menjadi tim yang tangguh. City patut waspada, sebab posisi MU di papan klasemen, tentu akan membuat pasukan Setan Merah bermain ngotot demi bisa mengamankan tiket Liga Champions. Terlebih di tanggal 25 April, City akan bermain di Old Trafford yang pasti tidak akan memberikan sambutan ramah bagi mereka.
Untuk itu, sangat menarik untuk disaksikan siapa yang bisa melewati bulan April dengan hasil positif. Bukan hanya bagi Liverpool dan City yang menjadi kandidat kuat calon juara Liga Primer Inggris. Namun juga bagi Manchester United, Tottenham dan Chelsea yang akan berjuang mati-matian bisa lolos ke kompetisi terelit antar klub Eropa musim depan.
*) Penulis adalah redaktur republika.co.id