REPUBLIKA.CO.ID, oleh Agung Sasongko*
Sejak kecil, kita kerap mendengar kisah kemuliaan Abu Bakar ra. Betapa luar biasa hebatnya beliau dalam upaya meneladani sang junjungan, Nabi Muhammad SAW. Dalam sejumlah riwayat, Abu Bakar ini memiliki kehidupan yang berbeda dengan pemuda Quraisy saat itu. Ia tak menyembah berhala, apalagi menengak minuman keras dan berzina. Ia memilih untuk lebih dekat dengan ajaran Ibrahim dengan banyak mendekatkan diri kepada sang pencipta.
Rekam jejak beliau inilah yang perlu kita teladani. Bagaimana upaya beliau mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Ia kaya tapi dermawan. Ia tahu betapa beratnya perjuangan Rasulullah, namun ia siap mengorbankan harta dan jiwanya untuk tegaknya kebenaran. Tak heran, Abu Bakar termasuk pelopor kaum Muslimin pertama, As-Sabiqunal Awwalun, para pendahulu. Ia adalah orang yang memercayai Rasulullah di saat banyak orang menganggap beliau gila. Abu Bakar termasuk orang yang siap mengorbankan nyawanya, di saat banyak orang hendak membunuh Rasulullah. Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik kepadanya. Amin ya rabbalamin.
Sungguh pribadi Abu Bakar ini sangat layak untuk kita teladani, utamanya dalam kehidupan yang sungguh tak mudah. Semangat beliau tak surut ditelan zaman. Beliau sosok yang paling terdepan menerima kebenaran Isra Miraj Rasulullah. Satu hal yang kala itu menjadi bahan ejekan kaum Quraisy. Ia pula yang meyakini bahwa umat Islam yang enggan membayar zakat perlu diluruskan.
Beliau pula yang mengingatkan umat Islam setelah Rasulullah wafat untuk melanjutkan misi kenabian. Ia menyadarkan orang-orang yang saat itu dalam kebimbangan. Abu Bakar mengatakan, “Siapa saja di antara kalian yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah bahwasanya Muhammad telah meninggal. Dan siapa saja di antara kalian yang menyembah Allah, maka ketahuilah bahwa hanya Allah Maha hidup tidak akan pernah mati,” kata Abu Bakar membacakan firman Allah Surat Ali-Imron [3] ayat 144.
Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW: “Siapa yang hari ini berpuasa? Abu Bakar menjawab: "Saya". Siapa yang hari ini ikut mengantar jenazah? Abu Bakar menjawab: "Saya".Siapa yang hari ini memberi makan orang miskin? Abu Bakar menjawab: “Saya”. Siapa yang hari ini menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab: "Saya". Rasulullah SAW lalu bersabda: "Tidaklah semua ini dilakukan oleh seseorang kecuali dia akan masuk surga"
Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata: “Rasulullah memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya.
Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku.
Sampai Rasulullah SAW bertanya: ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal dengan ini’.
Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah SAW lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’.
Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’” (HR. Tirmidzi).
Aisyah meriwayatkan sebelum Abu Bakar wafat, ia menyampaikan wasiat kepadanya agar memeriksa seluruh hartanya. Ketika diperiksa diketahui. Tidak ada yang bertambah dari hartanya kecuali unta yang biasa dipergunakan untuk menyirami kebun dan seorang hamba sahaya pengasuh yang menggendong bayinya.
Umar bin Khattab pun menangis ketika mendengar itu. Menurut Umar, apa yang telah dilakukan Abu Bakar akan menyusahkan orang-orang setelahnya, maksudnya adalah mereka yang meneruskan tongkat kepemimpinan umat Islam tak mampu mengungguli Abu Bakar apalagi mencontoh kualitas imannya. Inilah Abu Bakar yang telah mencontohkan teladan yang luar biasa
Saya melihat ini adalah cambuk bagi kita semua untuk bisa menjadi Abu Bakar. Tidak mudah memang, namun jangan bersedih hati. Allah SWT memberikan kesempatan untuk kita menjadi Abu Bakar melalui bulan suci Ramadhan. Bulan ini memiliki keistimewaan luar biasa ketimbang bulan-bulan lainnya. Bulan dimana kita akan diuji seberapa kualitas keimanan. Pahala melimpah bagi mereka yang memuliakannya.
Sekolah spiritual ini tentu kesempatan emas bagi kita untuk bisa menjadi Abu Bakar. Karenanya, jangan sia-siakan kesempatan ini. Sebulan tentu tak akan terasa. Namun, hasilnya akan terlihat pada 11 bulan berikutnya, Apakah kita bisa mengalahkan Abu Bakar atau tidak?Karenanya mulailah menjaga niat untuk memenuhi panggilan Allah SWT. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita dalam menjaga niat kita. Selamat berpuasa, sehingga kita menjadi khairu ummah (umat yang terbaik). Wuallahualam bis shawab.
*) Penulis adalah redaktur republika.co.id