REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Israr Itah*
Umat Islam di seluruh dunia sudah memasuki hari-hari akhir kewajiban mereka menjalankan ibadah puasa. Setelah sebulan penuh berpuasa menahan haus dan lapar sejak subuh hingga matahari tenggelam, muslim sedunia akan merayakan hari raya Idul Fitri 1440 Hijriyah.
Puasa melatih umat muslim untuk bersabar. Dengan puasa yang ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah SWT, kita telah mendapat separuh kesabaran. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, puasa itu separuh sabar.
Adapun Idul Fitri dapat disebut hari raya kemenangan. Pada hari itu, mukminin dan mukminat yang telah menunaikan ibadah puasa Ramadhan meraih kemenangan dengan terlahir kembali kepada fitrah kemanusiaan yang suci dan kuat hati. Shoimin dan shoimat, mereka yang mengerjakan ibadah puasa, dapat terlahir kembali sebagai orang-orang yang menang mengendalikan hawa nafsu setelah sebulan penuh berpuasa.
Idul Fitri juga dapat dimaknai sebagai hari raya kesucian dan kekuatan. Fitrah tidak hanya bermakna suci, tetapi juga kekuatan. Usai sebulan penuh berpuasa, kaum beriman diharapkan dapat terlahir kembali dengan fitrah kemanusiaan yang suci, bersih dari dosa, dan mendapat kekuatan baru.
Buah sabar dan kemenangan dalam beberapa hari ke depan mungkin tak hanya bisa dirasakan dan dimaknai umat Islam. Seluruh penduduk dunia yang menggemari sepak bola akan mengerti betul tentang korelasi, kait mengait dua kata ini. Apalagi bagi pendukung Liverpool, sang juara Liga Champions musim 2018/2019.
Pendukung Liverpool selama ini identik dengan sabar. Sebab, hampir tiga dekade klub kesayangan mereka tak bisa meraih trofi kompetisi domestik Liga Primer Inggris, namun dukungan mereka tak pernah surut.
Mamin lengkap setelah Juergen Klopp diangkat sebagai pelatih pada 2015. Sejak mulai bekerja untuk Liverpool, Klopp hanya berstatus pelatih nyaris. Tiga kesempatan meraih trofi bersama the Reds di depan mata sirna, masing-masing final Piala Liga, Liga Champions 2017/2018, dan Liga Inggris musim 2018/2019.
Sebagian ada yang menyebutnya sebagai pelatih php, pemberi harapan palsu. Tapi bagi Kopites yang optimistis, mereka tetap menganggap Klopp pelatih jempolan dan bersabar dengannya.
"Klopp ini mungkin mirip Jokowi, Bang. Prestasinya belum kelihatan jelas, tapi sayang juga melepasnya melihat hasil kerjanya selama ini," kata Juan, sepupu saya yang menggemari Klopp dan Liverpool serta mendukung Joko Widodo menjadi presiden untuk periode kedua.
Klopp jauh-jauh hari sudah meminta pendukung Liverpool dan manajemen untuk bersabar dengannya. Setelah pengangkatannya, Klopp berjanji akan menghadirkan piala ke lemari trofi Liverpool dalam empat tahun. Klopp meyakinkan mereka kemenangan yang dinantikan itu akan datang andai mau bersabar. Pada akhirnya, janji sekaligus ambisi Klopp itu terwujud tepat. Puasa gelar itu berakhir tepat pada akhir tahun keempat masa baktinya sebagai pelatih Liverpool.
Di Liga Champions, ini trofi pertama the Reds sejak terakhir juara pada 2005. Ini juga menjadi trofi mayor pertama sejak the Reds menjadi kampiun Piala FA pada 2006. Sedangkan untuk kompetisi resmi, ini menjadi piala perdana Liverpool sejak menjadi juara Piala Liga, ajang kelas tiga di pentas sepak bola Inggris, pada 2012.
Klopp tak sekadar bersabar, melainkan juga belajar memperbaiki timnya. Ia memperbaharui filosofi permainan menyerang gegen pressing yang dipopulerkannya. Walau tetap mempertahankan permainan ofensif nan energik, Klopp semakin paham akan pentingnya keseimbangan.
Ia mengidentifikasi kelemahan timnya dari musim ke musim. Saat memiliki keempatan untuk memperbaikinya, Klopp langsung habis-habisan. Klopp bersikeras mendatangkan Virgil Van Dijk pada bursa transfer musim dingin 2018 dengan harga fantastis, 75 juta pound (Rp 1,3 triliun). Ia memahami Liverpool butuh bek tengah yang lebih berkualitas dan konsisten karena Dejan Lovren kerap membuat blunder di kotak penalti.
Kemudian pada pertengahan tahun lalu, Liverpool mengucurkan 75 juta euro (Rp 1,2 triliun) untuk mendatangkan kiper Alisson dari AS Roma. Kiper merupakan salah satu titik lemah Liverpool, yang terlihat pada final Liga Champions musim lalu saat the Reds takluk dari Real Madrid.
Dua pemain ini menjadi figur sentral performa apik Liverpool musim ini. Andai bukan Manchester City yang juga tampil luar biasa dan konsisten, mungkin Liverpool-lah yang jadi juara Liga Inggris 2018/2019.
Kegagalan berjaya di kompetisi domestik kemudian dibayar di pentas terakbar antarklub Eropa. Diwarnai cedera sederet pemain kunci menuju final, Liverpool akhirnya bisa tampil komplet dan menjadi juara dengan menaklukkan Tottenham 2-0.
Klopp menyanjung perjuangan pasukannya dan mengibaratkan mereka sebagai kendaraan yang bisa melaju meski tanpa bensin. Pujian khusus juga dilayangkan kepada Alisson yang membuat sederet penyelamatan gemilang, termasuk tiga kali pada injury time.
Kesabaran manajemen Liverpool dan fan klub kepada Klopp akhirnya berbuah kemenangan. Puasa gelar bertahun-tahun berakhir. Pendukung Liverpool tak seperti fan Chelsea yang bawel dan nyinyir kepada pelatih Maurizio Sarri yang baru bertugas pada musim pertamanya. Andai sabar dan lebih realistis, mungkin Chelsea bisa mendapatkan lebih banyak piala daripada 'sekadar' trofi Liga Europa.
Selamat merayakan kemenangan klub kesayangan kalian para pendukung Liverpool. Selamat menyambut hari kemenangan juga bagi umat Muslim sedunia. Semoga kita bisa menjadi mahluk yang bersabar dan mendapatkan kemenangan.
*) Penulis adalah redaktur republika.co.id