Sabtu 24 Sep 2016 06:00 WIB

Uang Ajaib

Asma Nadia
Foto: Daan Yahya/Republika
Asma Nadia

REPUBLIKA.CO.ID, Di sebuah rumah sederhana, terpampang sebuah papan bertulisan besar, "Tersedia uang ajaib!"

Di bawahnya  tertera tulisan tambahan, "Rp 1 juta jadi 1 miliar, sudah terbukti."

Seorang mahasiswa yang kebetulan melintas hanya tertawa kecil. Mustahil, pikirnya. Namun rasa penasaran mendorongnya memberanikan diri untuk masuk.

Di dalam dilihatnya sosok kakek tua berbaju putih duduk di balik meja dengan tumpukan map.

Aneh, suasananya tidak terkesan klenik, malah lebih mirip kantor

Ragu-ragu si pemuda pun duduk.

"Saya mau uang ajaib,"  ujar si mahasiswa.

"Mudah." Lelaki tua menyodorkan beberapa map.

Sekalipun bingung, pemuda itu membuka map satu per satu.

"Kek, katanya uang ajaib, kok ini surat lamaran kerja?" 

Lelaki tua tersenyum.

"Ya betul. Itu surat lamaran kerja. Karena di situlah uang ajaib tercipta. Kamu tahu, uang paling ajaib adalah  rupiahnya pegawai pemerintah. Kalau kamu ingin memiliki uang yang berlipat-ganda, jadilah pegawai pemerintah. Gajinya berpeluang menciptakan angka-angka ajaib," jelas sang kakek yakin.

"Maksud Kakek?"

"Wah, kamu anak muda selalu mengikuti berita, kan? Kamu  tahu kasus MR.RH? Pegawai di sebuah Pengadilan 

pemerintah. Jabatan tidak tinggi, gaji sekitar 7 jutaan. Dengan penghasilan 7 juta per bulan tersebut, ia punya rumah sakit swasta seluas 5.000 m2 di Indramayu, dilengkapi klinik cuci darah dan kecantikan. Juga  19 mobil." Sosok yang rambutnya banyak dihiasi uban menatap si mahasiswa sebelum ia menyambung pembicaraan.

"Bahkan kalau memberi hadiah ke pejabat, ia  membelikan mobil Pajero Sport. Ia sedang membangun real estate dengan fasilitas sekolah internasional, supermarket, dan water park. Yang dibebaskan baru 16 hektar dari rencana 160 hektar. Juga punya kapal penangkap ikan kelas 30 gross ton.  Rumahnya yang di kampung seluas 5.000 meter dengan mushola seluas 200 meter."

Pemuda itu tercengang mendengar pemaparan terkait keajaiban gaji pegawai pemerintah.

"Ahli ekonomi Amerika, ahli matematika Jepang tidak akan bisa mengurai bagaimana 7 juta per bulan  dapat membeli semua itu, makanya saya sebut uang ajaib."

Sang kakek melanjutkan.

"Kamu ingat kasus aparat bintang dua yang ditangkap lembaga rasuah? Dengan gaji bintang dua yang tergolong kecil sekalipun LEMBAGA RASUAH mencatat ia memiliki puluhan tanah yang tersebar lokasinya dan bangunan dengan atas nama berbeda-beda,. Di Tanjung Barat (377 m2), Jagakarsa ( 1.234, 3.201, 220, 610, 50, 190 m2), di  Pasar Minggu (1.098 m2), Jati Padang (106, 100, 65, 897, 64 m2), di  Cipete (703 m2),  Kebayoran ( 67, 164, 246 m2),  Setia Budi (159 m2 ), Ragunan (360 m2),  Semarang (752 m2), Surakarta (877, 179 m2), Tapos (1.234, 1.031, 167, 156, 287 m2), dan di  Yogyakarta  (3.077 m2).

Sang kakek mengambil napas, kelelahan mengutarakan banyaknya aset.

"Itu belum termasuk SPBU di Ciawi, Kendal, dan Kapuk."

"Lalu ada mobil Toyota Avanza, Toyota Rush, Jeep Wrangler, Nissan Serena, HGW STAR, Toyota Harrier,  Isuzu tipe Del dan kunci Mercy."

"Juga uang cash Rp 6 miliar, Rp 50 juta, Rp 10 juta, Rp 500 juta, Rp 68.860.000, US$ 14.637, 3.062 SGD, dll."

Kali ini sang kakek mulai terbatuk-batuk.

"Itu belum apa-apa dibanding MR.LS, seorang APARAT PENEGAK HUKUM dengan pangkat tidak tinggi yang berdinas di SEBUAH Polres DI DAERAH Papua. Ia memiliki rekening fantastis yang nominalnya mencapai Rp 900 miliar. Dalam lima tahun terakhir, PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) juga mencatat adanya transaksi sebesar Rp 1.5 triliun."

Sang mahasiswa makin takjub dengan keajaiban gaji pegawai pemerintah yang bisa menghasilkan kekayaan berlipat-lipat jumlahnya dari nominal gaji.

Sang kakek belum mau berhenti.

"Jangan lupa MR.GYS. Sekalipun harta yang disita cuma Rp 925 juta, US$ 3.5 juta, US$ 659.800, 9.6 juta dolar Singapura, dan 31 keping logam 100 gram, Honda Jazz, Ford Everest, 1 rumah di Kelapa Gading senilai Rp 3 miliar. Tempo mengungkap potensi asetnya bisa mencapai triliunan."

 Setelah menjelaskan panjang-lebar, lelaki itu kembali menawarkan map lamaran kerja.

"Kalau mau uang pegawai pemerintah yang paling ajaib, pilih yang terkait dengan penegakan hukum, atau yang berhubungan dengan perizinan dan perpajakan," kata sang kakek menjelaskan.

Sang pemuda tersenyum.

Ia mendorong balik map yang diajukan.

"Tidak Kek, saya cari yang halal saja. Kalaupun bebas di dunia pasti di akhirat kena disiksa. Sebenarnya sih, yang ajaib bukan uangnya, tapi kekuasaan yang tidak ada kontrol."

Kakaknya sendiri pegawai pemerintah, iparnya seorang penegak hukum berpangkat perwira namun hidup sangat sederhana. Tidak seperti yang digambarkan si Kakek. 

"Saya percaya banyak pegawai pemerintah yang baik meski hidup tanpa angka-angka ajaib."

Ujar si mahasiswa menutup pertemuan  dan bergegas keluar diiringi senyum bijak sang kakek.

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement