Alexis Sanchez selangkah lagi akan berseragam Manchester United. Kehadiran winger Alexis Sanchez di Old Trafford bisa menjadi solusi bagi sayap skuad Jose Mourinho. Tapi seperti dua sisi mata uang, kedatangan winger Arsenal itu juga bisa menghadirkan ketidakharmonisan dalam pasukan Mourinho.
Sejak jendela transfer musim panas lalu, Mourinho mencoba mendatangkan pemain sayap untuk membenahi kinerja permainan sayap dan lini depan timnya. Pelatih asal Portugal itu sempat mengincar Ivan Perisic sebelum akhirnya memilih mendatangkan Sanchez pada jendela transfer musim dingin ini.
Dengan kemampuannya yang bisa menempati posisi manapun di barisan lini depan, kehadiran Sanchez sungguh bisa menjadi solusi bagi permainan sayap MU. Mourinho sejauh ini belum puas dengan kinerja gelandang-gelandang serang mudanya seperti Marcus Rashford dan Anthony Martial. Termasuk pemain sayap Henrikh Mkhitaryan yang dimasukan dalam skema kesepakatan transfer Sanchez.
Dengan formasi 4-2-3-1, Sanchez bisa menempati sayap kiri yang selama ini gonta-ganti ditempati oleh Martial dan Rashford musim ini. Posisi sayap kiri yang paling sering dimainkan Sanchez sepanjang kariernya, termasuk musim ini bersama Arsenal. Di posisi ini, Sanchez sangat lihai dalam duel satu lawan satu dengan pemain belakang tim lawan sebelum melepaskan tembakan keras kaki kanannya yang selalu menjadi ciri khasnya.
Winger Cile berusia 29 tahun ini juga bisa ditempatkan di posisi sayap kanan MU sebagai opsi pengganti Juan Mata. Saat bersama Udinese selama lima musim sejak 2006, Sanchez mampu bersinar sebagai pemain sayap kanan. Ia mampu mencetak 20 gol dari 95 penampilannya bersama Udinese.
Mesin Gol
Bukan sekadar posisi pemain sayap, Sanchez juga bisa menempati posisi striker sebagai alternatif pengganti Romelu Lukaku atau Zlatan Ibrahimovic. Sanchez sudah membuktikan ketajamannya dengan menyumbang 30 gol bagi Arsenal musim lalu.
Dan jika Mourinho memainkan formasi 4-4-2, Sanchez pun bisa ditandemkan dengan Lukaku yang selama ini menjadi bomber andalan Setan Merah. Lukaku mencetak 11 gol dari 10 penampilan pertamanya sejak diboyong dari Everton pada musim lalu. Tapi, ia sekarang hanya mampu menceploskan lima gol dari 21 penampilannya.
Kehadiran Sanchez sebagai tandem Lukaku di lini depan MU diyakini mampu membuat striker Belgia tersebut kembali produktif dalam mencetak gol. Karena selain tajam dalam mencetak gol, Sanchez dikenal cerdik membuka peluang bagi rekan setimnya mencetak gol.
Menurut data Opta, Sanchez selama tiga musim terakhir ini mampu menciptakan 183 peluang dari permainan terbuka. Rekor tersebut hanya kalah dari rekan setimnya Mesut Oezil dan pemain Spurs Christian Eriksen. Lukaku butuh rekan seperti Sanchez tersebut yang mampu membuka jalan bagi dirinya untuk menjebol gawang tim lawan.

Alexis Sanchez
Pada musim lalu, Sanchez mencetak 24 gol dan 10 assists dari 38 kali memperkuat Arsenal di kancah Liga Primer Inggris. Ia menempati posisi ketiga setelah Harry Kane (29 gol) dan Romelu Lukaku (25 gol).
Sanchez pun dikenal pemain kreatif yang bisa memecah kebuntuan. Dengan kehadiran pemain yang dijuluki ‘El Nino Maravilla’ tersebut, MU kini tidak tergantung semata-mata pada kreativitas Paul Pogba.
Dengan gaya Mourinho yang lebih suka bermain bertahan, Sanchez pun bisa diandalkan dalam serangan balik. Selain sangat disiplin dalam bertahan, pemain yang pernah memperkuat Barcelona ini juga dikenal memiliki kecepatan dan kecekatan penetrasi dalam skema serangan balik.
Picu Kecemburuan
Kemampuan Sanchez yang bisa ditempatkan di posisi manapun di lini depan itu juga bisa menjadi bumerang bagi MU. Kedatangan dirinya bisa dimaknai sebagai ancaman bagi para pemain gelandang terutama yang muda-muda.
Rashford dan Martial kemungkinan besar yang bakal tersingkir dengan kehadiran Sanchez karena keduanya menempati sayap kiri yang menjadi posisi ideal Sanchez selama ini. Terutama Martial yang dinilai tidak tajam sebagai gelandang serang meski musim ini sudah membukukan delapan gol.
Lukaku dan Ibrahimovic juga tidak terlepas dari ancaman kehadiran Sanchez. Jika memainkan formasi 4-4-2, keduanya harus bersaing untuk dipilih menjadi tandem Sanchez di lini depan MU.
Gaji Sanchez pun bisa mematik kecemburuan pemain Manchester. Seperti dikutip Telegraph, MU bakal menjamin gaji eks pemain Barcelona ini dengan nominal 14 juta pounds (Rp 285 miliar) setelah dipotong pajak selama setahun. Gaji Sanchez yang mencapai 450 ribu pounds (Rp 8,3 miliar) per pekan itu mengungguli jauh gaji plus bonus yang diterima Paul Pogba, yakni 260 ribu per pekan.

Penyerang Arsenal Alexis Sanchez usai mencetak gol ke gawang Crystal Palace di Selhurst Park, London, Inggris, Jumat (29/12) dini hari WIB.
Mantan bek Arsenal, Martin Keown, menyindir Sanchez yang ingin gabung MU hanya karena uang. Sanchez menolak gabung Manchester City untuk bereuni dengan pelatih Pep Guardiola karena MU memberikan tawaran lebih tinggi.
Dalam tulisannya yang dimuat Dailymail, Keown menyebut Sanchez pasti akan memilih Guardiola jika dia ingin meningkatkan level permainannya. Tapi, Sanchez lebih memilih Mourinho yang lebih suka memilih ‘pemain jadi’ ketimbang membina pemain.
‘’Sanchez harus bisa menjadi tentara bayaran termahal di sepak bola. Karena, semua ini hanya soal uang,’’ tulis Keown menyindir Sanchez.
Jika ini yang terjadi, kehadiran Sanchez di Old Trafford justru akan menciptakan ketidakharmonisan dalam skuad MU. Dan, kekhawatiran (retaknya kesolidan tim) itu yang kabarnya membuat City tidak bersedia membayar tinggi untuk memboyong Sanchez dari Arsenal. Guardiola tak ingin kehadiran Sanchez justru merusak kesolidan City.