Sabtu 26 May 2018 04:35 WIB
Puasa Ramadhan-8

Pesantren Nusantara Bukber Warga Amerika

Bulan Ramadan di Amerika kali ini diramaikan dengan ragam kegiatan.

Ustadz Imam Shamsi Ali memberikan paparannya saat kunjungan di Kantor Republika, Jalan Warung Buncit, Jakarta, Jumat (23/3).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ustadz Imam Shamsi Ali memberikan paparannya saat kunjungan di Kantor Republika, Jalan Warung Buncit, Jakarta, Jumat (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Shamsi Ali,  Pendiri pesantren di bumi Amerika

 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, bulan Ramadan di Amerika kali ini diramaikan dengan ragam kegiatan, baik untuk masyarakat Muslim sendiri maupun untuk teman-teman non Muslim sekitar, khususnya para tetangga-tetangga masjid atau Islamic Center.

Tapi tahun ini bagi kami ada yang lebih istimewa. Karena untuk pertama kalinya kegiatan berbuka puasa (Iftar) bersama komunitas sekitar akan dilaksanakan di lokasi pesantren pertama Amerika, tgl 9 Juni 2018 mendatang.

Dalam seminggu ini telah dimulai sosialisasi ke tetangga-tetangga pesantren, dan ternyata sambutan mereka sangat luar biasa. Mereka antusias hadir dan mengambil bagian di acara yang kita namai “Commuity gathering and Iftar” itu.

Hari ini saya juga mendapat informasi bahwa Town officials (pemerintah kota setempat) juga rencananya akan hadir di acara tersebut. Bahkan beberapa waktu lalu juga Pendeta gereja Katolik yang hanya terletak beberapa blok dari pesantren juga berencana hadir.

Semua ini menunjukkan bahwa upaya kita dalam membangun imej positif, bahkan upaya menarik simpati sudah mulai menampakkan hasil. Dan dalam dunia dakwah ini adalah langkah awal yang sangat menggembirakan.

Komunitas Muslim setempat 

Hal yang lain yang menggembirakan adalah bahwa komunitas Muslim yang ada di kota ini sangat mengharapkan jika kegiatan ibadah, termasuk Jumatan, segera bisa dimulai di lokasi pesantren. 

Bro. Rafeek misalnya adalah pemilik satu-satunya Seven Eleven dan gasoline station di sekitar pesantren telah berkali-kali menanyakan kira-kira kapan akan dimulai jumatan di lokasi itu. Beliau adalah warga Muslim keturunan Pakistan, dan cukup dikenal luas oleh warga setempat. 

Harapan dari masyarakat Muslim ini beralasan dan penting. Karena memang untuk menemukan masjid untuk jumatan mereka harus mengendarai mobil selama 45 menit. Mesjid terdekat ada di kota Hartford, kota di mana Prof. Alwi Shihab dulu pernah mengajar.

Ini juga yang menjadi alasan utama kenapa dalam perencanaannya pembangunan pesantren akan dimulai dengan membangun masjidnya. Harapan kami Semoga akhir tahun ini, atau minimal awal tahun depan peletakan batu pertama masjid dapat dilakukan. 

Yang menarik, beberapa hari lalu pesantren kedatangan muallaf, sepasang suami isteri keturunan Irish (Irlandia). Suaminya baru muallaf sekitar dua tahun, istarinya baru sekitar dua bulanan. Mereka adalah warga yang tinggal di sekitar pesantren.

Tidak kalah menariknya adalah seorang warga setempat bersama Tommy Walsh (Tom) yang selama ini membantu membersihkan dan menghubungkan kami dengan warga setempat. Tanpa kami ketahui Ternyata kemenakan perempuannya juga baru menjadi muallaf. Mereka semua akan hadir di acara buka puasa mendatang.

Lalu bagaimana dengan warga Indonesia? 

Insya Allah juga akan bergabung di acara ini beberapa warga dari Connecticut sendiri, dari kota Boston, dan tentunya warga Indonesia di kota New York. 

Harapan terutama kami pada acara ini akan dihadiri oleh perwakilan-Perwakilan pemerintah Indonesia di Amerika. Bagi kami kehadiran Perwakilan pemerintah ini sekaligus menjadi motivasi bagi kami dalam melanjutkan perjuangan untuk membangun pesantren ini. 

Dan sebagaimana disebutkan berulang kali sebelumnya, pesantren ini akan menjadi kebanggan Indonesia. Karena Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia akan bangga dengan kontribusi nyata dalam pengambanhan dakwah Islam global. Islam yang Insya Allah rahmatan lil-alamin. Semoga! 

 

New York, 24 Mei 2018

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement