Senin 16 Sep 2019 08:28 WIB

Habibienomics dan Penentangnya

Jika Indonesia terapkan Habibienomics sejak lama, keadannya akan jauh lebih baik.

Red: Elba Damhuri
Sunarsip
Foto: istimewa
Sunarsip

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Sunarsip

“Kekeliruan” terbesar dari BJ Habibie adalah sejarah. Yaitu, sejarah yang telah menempatkan dirinya menjadi presiden menggantikan Soeharto sehingga apa pun kebijakan yang diambil Habibie ketika itu selalu dianggap sebagai kebijakan untuk melanggengkan kekuasaan rezim Soeharto atau Orde Baru.

Terlebih, sebelum menjadi presiden dan wakil presiden, BJ Habibie adalah seorang menteri yang saat itu sedang “naik daun” dengan berbagai prestasinya di bidang teknologi dan menjadi kesayangan Soeharto.

BJ Habibie mulai membantu Soeharto sebagai menteri adalah sejak 1978, yaitu ketika menggantikan Soemitro Djojohadikoesoemo sebagai menteri negara riset dan reknologi (Menristek). BJ Habibie menjabat menristek selama 20 tahun, sebelum ditunjuk sebagai wakil presiden pada 11 Maret 1998.