Oleh: Setiyardi, Jurnalis Senior dan Mantan Mahasiswa UGM
Rektorat Universitas Gadjah Mada membatalkan undangan terhadap Ustadz Abdul Somad. Saya terkejut setengah mati. Ini seperti bunyi petir terdengar di tengah siang hari bolong. Seolah kabar itu bukan dari kampus yang begitu saya kenal.
Bayangkan, pada tahun 1989 saya diterima di UGM. Saya berangkat dari Lampung, menyeberangi Selat Sunda, menuju Yogyakarta dengan penuh semangat. Saya memasuki dunia baru yang mencerahkan. Kami generasi yang beruntung, menjadi mahasiswa UGM dengan Rektor Koesnadi Hardjasoemantri. Kami memanggilnya 'Pak Koes'.
Pak Koes orang hebat. Pakar Hukum Lingkungan ini suatu hari memanggil semua dekan. Dia memberi satu perintah penting: "Panggil kembali semua mahasiswa yang DO. Kalau mereka diterima di UGM, itu artinya mereka bisa lulus". Keputusan luar biasa!