REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sinematografi Kine Klub Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar Eagle Junior Documentary Camp (EJDC) bekerjasama dengan Eagle Institute Indonesia. Kegiatan ini diikuti 680 siswa SMA/SMK se-Malang Raya. Kegiatan ini merupakan bagian dari Roadshow “Ngobrol Film di 3 Kota” yang digelar serentak di Malang, Bogor dan Solo.
Kegiatan juga dihadiri oleh perwakilan Dinas Pendidikan Kota Malang, kepala Badan Narkotika Nasional, perwakilan Pemerintah Kota Malang, dan Pembantu Rektor (PR) III UMM.
“UMM menyambut baik kegiatan ini. Saya harap ini akan menjadi agenda rutin setiap tahun. Kami sangat terbuka untuk bekerjasama,” ungkap PR III UMM Dr Diah Karmiyati PSi, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (10/9).
Diah menyatakan, film adalah media yang sangat mudah diterima masyarakat dalam hal penyampaian pesan. Baginya, selain sebagai media rekreatif, film juga harus bersifat edukatif sebagai sarana penyampaian nilai-nilai moral.
Diawali dengan penggalangan petisi, agenda roadshow kali ini juga menayangkan film-film garapan sineas muda Eagle Institute tahun-tahun sebelumnya. Hadir pula perwakilan Gerakan Anti Narkoba (Granat) Dra Arie Soeripan Putri MM yang turut memberikan materi tentang narkoba dan bahayanya.
“Tahun ini kami bekerjasama dengan BNN Kota Malang. Tema yang kami angkat adalah Lawan Narkoba,” terang Mutiara Paramitha, staf Eagle Institut Indonesia.
Rudi Hendra selaku Ketua Pelaksana Roadshow EJDC Malang mengatakan, kegiatan ini akan memberi keuntungan besar bagi Kine Club dan UMM secara khusus, karena bisa menjaring sineas-sineas muda dari pelajar khususnya.
"Alumni UMM banyak yang ikut Eagle Institute, sehingga saya kira UMM memiliki potensi besar di bidang film dokumenter,” ujar Rudi.
Dari tiga kota yang menggelar roadshow hari ini, peserta di Malang adalah yang paling antusias. Jumlah peserta di Malang mencapai 680 peserta, sementara di Bogor dan Solo yang hanya 500 peserta.
Eagle Insitute Indonesia bersama Metro TV adalah program pembinaan pelajar SMA/SMK di seluruh Indonesia untuk menjadi sutradara film dokumenter. Untuk mendapatkan kesempatan ini, siswa SMA/SMK terlebih dahulu mengikuti seleksi proposal dan video berdurasi satu menit yang diunggah di akun youtube. Sejauh ini, sudah ada 24 video dan 10 proposal yang dikirim. Dua video dan tiga proposal yang lolos seleksi akan mengikuti workshop Eagle Institut Indonesia pada Oktober mendatang.
“Bagus sekali ya acara ini. Dari dua film yang diputar tadi, saya bisa mendapat banyak pelajaran dan nilai-nilainya. Semoga saja sekolah saya bisa ikut berpartisipasi mengirim video satu menit itu, siapa tahu lolos ke Jakarta,” kata Anton Wijaya, siswa SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen.