REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan perfilman terhitung subur di tingkat akar rumput. Setiap tahunnya, berbagai komunitas dan kelompok film berkontribusi bagi tumbuh-kembang perfilman Indonesia di kampus-kampus, kecamatan, hingga tingkat desa.
Lebih pentingnya lagi, geliat ini juga tumbuh di daerah-daerah yang jauh dari industri film maupun bioskop, macam Purbalingga, Palu, Aceh, hingga Papua. Masing-masing hidup dan bernafas dengan caranya sendiri, baik lewat produksi film, eksibisi film untuk publik, penyelenggaraan festival, pembukaan ruang diskusi, lokakarya, hingga kritik dan kajian.
Menanggapi perkembangan ini, sejumlah kelompok dan komunitas film membentuk jaringan kerja bersama untuk menyelenggarakan "Temu Komunitas Film Indonesia" di Baturraden Purwokerto, Jawa Tengah selama 25-27 Maret 2016, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (7/3).
Jaringan kerja tersebut terdiri dari CLC Purbalingga, Jaringan Kerja Film Banyumas, Cinema Poetica, Boemboe, Serunya, dan Viddsee.
Pada penyelenggaraan kali ini, CLC Purbalingga bertanggungjawab sebagai pengelola pertemuan, sebagai bentuk apresiasi atas capaian komunitas film Purbalingga dan Banyumas Raya di tingkat nasional.
Seperti yang tersirat dari namanya, "Temu Komunitas Film Indonesia 2016" terbuka bagi kelompok maupun komunitas film se-nusantara. Juga bagi individu-individu yang berminat dan aktif berkegiatan melalui film.
"Temu Komunitas Film Indonesia" diniatkan menjadi titik temu juga kesempatan bagi berbagai pegiat film di Indonesia untuk berjejaring, berbagi pengetahuan, membangun kerjasama, dan tentunya bersenang-senang.