Jumat 15 Apr 2016 09:02 WIB

Komunitas Perempuan Kepala Keluarga Dapat Pelatihan Usaha Jamu

Para pedagang jamu melayani konsumen saat acara Makan bakso dan minum jamu bersama dalam peringatan Hari Konsumen Nasional di Lapangan Parkir Gedung Sarinah, Jakarta, Ahad (10/5).  (Republika/Prayogi)
Para pedagang jamu melayani konsumen saat acara Makan bakso dan minum jamu bersama dalam peringatan Hari Konsumen Nasional di Lapangan Parkir Gedung Sarinah, Jakarta, Ahad (10/5). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Komunitas Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Banyuwangi mendapat pelatihan membuat usaha jamu tradisional. Pelatihan dimaksudkan agar para perempuan bisa menjalankan kegiatan ekonomi produktif.

Dalam bimbingan yang didukung Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, anggota komunitas diberikan bekal pengetahuan tentang cara memproduksi jamu yang higienis dan menyehatkan. Mereka juga dilatih bagaimana meningkatkan kualitas dan keamanan jamu yang mereka hasilkan.

Dalam kesempatan itu, peserta diajak praktik langsung cara membuat jamu mulai dari bahan-bahan yang dibutuhkan, alat yang digunakan untuk memasak hingga teknik memasak.

Wirausahawan dari Usaha Jamu Ayuk, Sumberejo, Banyuwangi dihadirkan untuk mengajari para ibu tersebut tata cara membuat jamu gendong.

Salah satu peserta yang akrab disapa Nurhayati (50) mengaku senang mendapatkan kesempatan ikut pelatihan ini.

"Saya pulang dari sini akan langsung mempraktikkan bikin jamu sendiri dan ke depannya akan terjun langsung menjual jamu untuk mencukupi hidup saya bersama dua orang anak saya," kata wanita yang sehari-hari bekerja serabutan untuk menyambung hidupnya.

Pelatihan itu akan dilanjutkan dengan lomba membuat jamu yang pelaksanaannya direncanakan Jumat (15/4) pagi.

Seluruh peserta pelatihan ini berkesempatan mempraktikkan ilmu yang didapat saat pelatihan. Dalam lomba tersebut mereka diwajibkan membuat enam resep jamu sesuai yang didapat saat pelatihan.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP dan KB) Banyuwangi Muhammad Pua Jiwa mengatakan, pelatihan ini merupakan sinergi antara BPP dan KB, Dinas Kesehatan serta Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam) Kabupaten Banyuwangi.

"Karena ini menjadi sumber pendapatan bagi mereka, maka mereka harus serius dalam menjalankan usaha ini. Yang harus diperhatikan adalah perlunya menjaga kualitas produknya agar tidak membahayakan konsumen," kata Pua.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement