REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Ekspedisi Soedirman VI terus melakukan persiapan jelang misi mereka menaklukkan salah satu puncak gunung tertinggi di dunia, Mt Huascaran di Peru, bulan Agustus mendatang.
Kali ini tim melakukan kegiatan simulasi kedua di Gumuk Pasir Parangtritis, Yogyakarta setelah sebelumnya simulasi pertama dilakukan di daerah Lereng Selatan Gunung Slamet.
Pemilihan Gumuk Pasir Parangtritis karena dianggap cukup representatif dengan medan sebenarnya di gunung es nantinya.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id dari tim Ekspedisi Soedirman VI, simulasi dilakukan dua hari pada Sabtu dan Ahad (16-17/4).
Hari pertama simulasi mempraktikkan teknik moving together dan tim rescue dalam satu hari, sesuai dengan rencana operasional yang telah dibuat tim sebelumnya.
Untuk teknik dalam pelaksanaan praktik moving together yaitu berjalan di medan salju secara berderetan, dihubungkan tali statik sebagai pengaman dengan panjang kurang lebih 40 meter dan jarak untuk masing-masing anggota tim yaitu 10-12 meter.
Hal tersebut bertujuan melindungi salah satu dari mereka apabila terjebak crevasse yaitu retakan atau rekahan yang tertutup oleh salju.
Hari berikutnya Ahad (17/4), tim mempraktikan self rescue dan praktik jatuh. Untuk praktik self rescue tim memilih media pohon sebagai tempat pemasangan instalasi dan untuk teknik pemanjatan dilakukan seperti saat latihan di wall climbing PKM UNSOED.
Sedangkan untuk praktik jatuh, tim memilih tempat dengan kemiringan yang dianggap curam. Tujuan simulasi dua merupakan tekhnik dasar yang harus dikuasai oleh seluruh anggota tim.
Dengan telah terlaksananya progam kegiatan simulasi dua diharapkan semua anggota calon atlet Ekspedisi Soedirman VI mampu menyelesaikan semua tahapan sebelum keberangkatan operasional pendakian di Mt. Huascaran, Peru.