Rabu 06 Jul 2016 22:46 WIB

Indonesia Raja 2016: Gresik di Mabes CLC Purbalingga

Program Indonesia Raja 2016: Gresik
Foto: CLC Purbalingga
Program Indonesia Raja 2016: Gresik

REPUBLIKA.CO.ID,  PURBALINGGA -- Bioskop Rakyat (Biora) kembali digelar. Program pemutaran reguler CLC Purbalingga ini juga diikuti diskusi seputar film-film yang diputar. Biora hadir pada bulan RamadHan diputar sembari /ngabuburit menunggu waktu buka puasa.

 

Setelah pekan sebelumnya memutar program "Indonesia Raja 2016: Bandung di program Stovie (Stabellan Movie Time)", kali ini CLC kembali memutar program Indonesia Raja 2016: Gresik pada Sabtu sore, 25 Juni 2016 di Mabes CLC.

 

Sekitar 20-an penonton memenuhi ruang putar di Markas CLC yang didominasi pelajar Purbalingga. Terdapat empat film fiksi dan dokumenter yang disuguhkan dan didiskusikan usai pemutaran.

 

Film pertama dokumenter bertajuk "Ketika Garam Melukis Namamu" sutradara Yoga Febrian Maulana tentang kisah hidup seorang petani garam di kota Gresik, "Pelupa Sholat" sutradara Friday Angeline Adna bercerita seorang anak remaja yang lebih mementingkan bermain daripada sholat.

 

Kemudian film "Rengasdengklok: Esensi Kebebasan" sutradara Al Dinar Abnan tentang peristiwa Rengasdengklok yang karena perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua, mereka berselisih kapan pelaksanaan proklamasi berlangsung, dan terakhir film "Sekolah Bawah Pohon" sutradara Irfan Akbar mengisahkan Siska yang terus berusaha menegakan janji kekasihnya, Joni yang sudah lama berpisah. Mereka menciptakan ruang belajar yang tak dibatasi ruang dan waktu.

 

Salah satu penonton, Rina Hartati berpendapat film berjudul "Ketika Garam Melukis Namamu" kurang digarap rapi sehingga isi film tersebut kurang bisa ditangkap penonton.

“Saya melihat, obyek film ini menarik karena tidak terdapat disemua tempat. Contohnya Purbalingga yang memang geografisnya pegunungan,” ujar pelajar SMK Kutasari Purbalingga.

 

Sementara Ilman Nafai mengkritisi film "Rengasdengklok: Esensi Kebebasan". Menurutnya, ia sudah dibuat maklum diawal film dengan beberapa adegan yang bocor.

“Ternyata itu kerap saya dapat di adegan-adegan berikutnya. Tidak mudah tentu membuat film dengan setting awal kemerdekaan,” jelas pelajar SMA Rembang Purbalingga.

 

Bioskop Rakyat dan program "Indonesia Raja 2016" akan kembali hadir di kota Purbalingga dan sekitarnya bulan-bulan berikutnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement