REPUBLIKA.CO.ID, NUSA TENGGARA BARAT -- Climate and Development Knowledge Network (CDKN) bersama sejumlah Universitas di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus melakukan usaha dan mempromosikan energi terbarukan. Termasuk memperjuangkan terpenuhinya hak rakyat atas listrik melalui pengembangan energi baru dan terbarukan yang jumlahnya melimpah di NTB.
Salah satu yang terlibat dalam program ini adalah Niken Arumdati, gadis peraih MSc dalam teknologi energi berkelanjutan di Eindhoven University of Technology.
Gadis kelahiran Dompu, NTB ini melihat, di tengah kerja keras daerahnya melakukan pembangunan termasuk pariwisata, parahnya pasokan listrik masih menjadi kendala.
“Kapasitas terpasang energi terbarukan pada tahun 2015 hanya 14 Megawatt, sedangkan potensi energi terbarukan belum dikembangkan secara optimal, apalagi daerah kami bukan penghasil energi fosil. Jadi kalau cuaca buruk dan pasokan tidak lancar maka kami padam lagi," kata Niken, belum lama ini.
Untuk itu Niken mau terjun dan berada di posisi terdepan untuk mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan di daerahnya. Dari hitung-hitungan yang dibuatnya, tenaga air di NTB bisa menghasilkan 96.5 MW.
"Belum lagi energi lain seperti matahari, angin, arus dan lainnya. Energi inilah yang menjadi concern saya sejak lama," ucap Niken.
Dengan dukungan Gubernur NTB dan para seniornya di Dinas ESDM, dia menghabiskan waktunya bukan hanya mendiskusikan perkembangan pembangunan energi juga untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan energi, tapi khususnya untuk mendukung program ketenagalistrikan di daerah pedesaan.