REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Borneo Orangutan Survival Foundation (Yayasan BOS) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah akan melepasliarkan orang utan (pongo pygmaeus) di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR).
Acara itu guna memperingati Hari Konservasi Margawatwa Sedunia (World Wildlife Conservation Day) yang jatuh pada 4 Desember 2016.
"Kita berpacu dengan waktu. Yayasan BOS di tahun ini saja sudah menerima 27 orang utan masuk ke pusat rehabilitasi kami di Nyaru Menteng, sementara jumlah yang dilepasliarkan dalam kurun waktu yang sama, 41 orang utan. Jika kondisinya tidak berubah, kapan kita bisa benar-benar menyelamatkan populasi dan habitat orang utan?," kata CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite di Jakarta, Rabu.
Pelepasliaran ini, menurut dia, merupakan yang ketiga kalinya dilakukan di TNBBBR pada 2016 dan akan menambah populasi orang utan eksrehabiltasi di taman nasional tersebut menjadi 29 individu.
Yayasan BOS yang menargetkan untuk melepasliarkan total 250 orang utan kembali ke habitat alami mereka sampai akhir tahun 2016 ini bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah kembali melepasliarkan 11 orang utan dari Program Reintroduksi Orang Utan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng (Nyaru Menteng) ke TNBBBR, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
11 orang utan yang akan dilepasliarkan terdiri dari tujuh betina dan empat jantan. Tim pelepasliaran akan membawa orang utan-orang utan ini dari Nyaru Menteng langsung ke TNBBBR yang letaknya 10 jam perjalanan melalui jalur darat dan sungai dalam dua pemberangkatan yang berbeda, yaitu tanggal 6 dan 8 Desember 2016.
Bupati Katingan Ahmad Yantenglie yang wilayah kerjanya mencakup sebagian Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya dengan sebuah Visi Lingkungan "Konservasi Katingan Untuk Borneo" menunjukkan dukungan penuh atas upaya ini dengan mengatakan sebagai kawasan konservasi yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
"Kemarin (Selasa, 6/12), kami juga meresmikan dibukanya Kebun Raya Katingan, sebagai perwujudan tekad pemerintah Kabupaten Katingan dalam mendukung upaya konservasi habitat. Dalam kesempatan yang sama, kami juga dengan gembira melepasliarkan orang utan rehabilitasi dari BOSF Nyaru Menteng untuk yang ketiga kalinya ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya," ujar dia.
Menurut dia, kabupatennya sudah merasa berada dalam jalur yang sangat tepat dalam mengupayakan konservasi orang utan dan habitatnya di Kalimantan Tengah.
"Kami akan berusaha keras mendukung upaya ini agar selalu berkelanjutan," katanya.
Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Nandang Prihadi menyatakan rangkaian kegiatan pelepasliaran yang dilaksanakan oleh Yayasan BOS pada 2016 perlu diapresiasi.
"Sebenarnya kita tidak perlu menanti status konservasi orang utan di Kalimantan berubah menjadi 'sangat terancam punah' dulu, baru kita semua bergerak lebih aktif. Namun kondisi saat ini memang telah sangat mendesak, dan upaya kita bersama untuk menjamin orangutan yang di pusat rehabilitasi bisa dilepasliarkan kembali, sekaligus menjaga agar populasi liar yang masih ada di habitatnya terlindungi, termasuk seluruh keanekaragaman hayati di dalamnya," ujar dia.