Ahad 18 Jun 2023 05:01 WIB

Membangun Mimpi Ecowisata Orang Utan di Pulau Salat

Penyiapan ecowisata Pulau Salat terus dilakukan.

 Pulau Salat menjadi lokasi konservasi orang utan yang dilakukan PT SSMS dan BOSF.
Foto: republika/joko sadewo
Pulau Salat menjadi lokasi konservasi orang utan yang dilakukan PT SSMS dan BOSF.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) yang menggandeng Borneo Orang Utan Survival Foundation (BOSF) sejak 2017, telah melakukan konservasi orang utan di Pulau Salat, yang terletak di di Desa Pilang, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Langkah ini hanya satu dari sekian langkah yang sudah ditempuh SSMS untuk menunjukkan komitmen mereka dalam menjalankan praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan, serta menjaga dan memelihara kondisi lingkungan sekitarnya.

“SSMS menjalankan berbagai standar dan sertifikasi keberlanjutan yang telah dimiliki oleh Perseroan, baik lokal maupun internasional,” kata CFO PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS Group) Jap Hartono.

Sertifikasi itu, menurut dia, di antaranya ISO 14001:2015 Sistem Manajemen Lingkungan, Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan (Proper), Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

photo
SSMS melakukan prapelepasliaran orang utan di Pulau Salat. - (republika/joko sadewo)

Saat ini, nama Pulau Salat telah banyak diketahui publik, sebagai salah satu tempat konservasi orang utan di Indonesia. Head of Sustainability, Henky Satrio Wibowo, menyebut sejak beroperasi, setidaknya sudah lebih dari 100 individu orang utan yang mengikuti program konservasi di Pulau Salat. Dari jumlah itu sekitar 49 orang utan sudah berhasil dilepasliarkan ke Taman Nasional.

Keberhasilan inilah yang kemudian memunculkan keingian dari sejumlah pihak untuk membangun ecowisata di Pulau Salat dan kawasan sekitarnya. “Ke depannya ecowisata akan kita jalankan. Program itu masih bertahap. Kita siapkan infrastrukturnya,” kata Henky.

Selama ini, lanjut Henky, selain melakukan konservasi orang utan, SSMS juga melakukan pemberdayaan masyarakat di kawasan Pulau Salat. SSMS juga memiliki program-program yang berhubungan dengan kehutanan sosial. Misalnya berkaitan dengan hutan desa di Petak Putih. “Kita bekerja sama dengan pemegang hak hutan kemasyarakatan dan hutan desa, untuk progam biodiversity dan konservasi, mitigasi kebakaran,” ujar Henky.

Konsep Ecowisata Pulau Salat

Adapun konsep ecowisata yang dibangun, menurut Henky, adalah semacam desa wisata. Pulau Salat hanya menjadi salah satu bagian ecowisata di sana. "Jangan hanya Pulau Salat saja yang ditonjolkan, karena jika seperti itu manfaat yang dirasakan masyarakat tidak akan terlalu banyak,” kata Henky.

SSMS secara bertahap mulai mempersiapkan...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement