REPUBLIKA.CO.ID,
‘Mata Hati’
by Rina Sutrinawati
Serumpun mawar tumbuh mempesona
Seringkali ku dengar tentangnya yang anggun terpelihara
Memancarkan perasaan tersendiri ketika menyentuhnya
Keindahannya menutupi rupa lain yang terkadang tumbuh berbeda
Aku mendongak, memaknai hal perihal sama di kalangan manusia
Memang seperti itu Tuhan mencipta
Tidak ada kecacatan, yang ada hanya keunikan
Saat suara, tongkat, atau benda-benda asing lain menjelma menjadi mata
Kau mungkin khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain kepadamu
Ciut jika ada nada yang menyakitkan, mempertanyakan perbedaanmu
Terkoyak emosi dengan sikap yang mengasihani perjalananmu
sehingga batinmu berteriak ‘Aku baik-baik saja’
Yaa… mungkin sedikit keterbatasan, terbata-bata penglihatan itu
Tetapi soal mata hati, milikmu paling berpijar
Selayaknya bunga mawar maka seperti itu kau diantara yang lain
Aku hanya melihat bakat serta kemampuan
Tak ada beda dengan mereka yang katanya berpandangan nyata
Bahkan semangatmu melambung melampaui keterbatasan, mengalahkan mereka-mereka itu
Aku mencintaimu… sebab matamu yang mengajariku banyak pesan Tuhan
Membuatku belajar, menamparku akan kesadaran terhadap sesama, meneladani…
Pribadi sempurna, kembang-kembang menarik,
juga legenda para bintang yang justru lahir dari bagianmu sahabat!
Aku memahami perbedaan tetapi kau menghilangkan perbedaan
Ini tentang nasib aku, kau, dan siapapun bukan sekedar meyakininya seperti takdir
Namun perlu ikhtiar untuk menggenggam lalu merubahnya…