Selasa 23 Sep 2014 13:00 WIB
Asian Games Ke-17

Disesatkan Teknologi

Red:

INCHEON -- Warga Incheon tampaknya begitu lekat dengan sentuhan teknologi, terutama jika menyangkut sarana transportasi. Hampir pada semua kendaraan yang saya amati terpasang perangkat Global Positioning System (GPS), seolah mereka begitu tergantung dengan perangkat canggih tersebut untuk menemukan jalan tercepat menuju lokasi yang mereka tuju. Perangkat inipun terpasang di bus-bus yang disediakan panitia untuk mengangkut peliput Asian Games ke-17 ke venue pertandingan.

Namun, bukan berarti teknologi modern ini bisa benar-benar memberikan jalan keluar. Sebuah peristiwa unik saya alami saat menuju Ganghwa Dolmens Gymnasium, lokasi gelaran cabang wushu. Jarak antara Main Press Center (MPC) dengan venue tersebut terentang sepanjang 52 kilometer.

Berdasarkan perkiraan panitia, perjalanan dari MPC ke salah satu venue yang baru dibangun itu akan menghabiskan waktu selama 100 menit. Namun, kenyataan terkadang tidak pernah sesuai atau bahkan melenceng jauh dari yang diharapkan. Setidaknya saya harus menghabiskan waktu selama tiga jam untuk bisa mencapai venue yang terletak di Incheon Utara tersebut.

Kondisi ini terjadi lantaran sang pengemudi begitu mengandalkan perangkat GPS yang dimilikinya. Terus mengikuti petunjuk dari alat GPS-nya, pengemudi bus tersebut itu terlihat kebingungan kala hasil GPS menunjukan bukan tempat yang seharusnya mereka tuju. Alhasil, dia kembali memasukkan alamat lengkap lokasi tersebut dan kembali mengikuti petunjuk GPS yang baru.

Sepanjang perjalanan, pengemudi itu terlihat bingung dan menengok ke kiri dan ke kanan. Tidak hanya itu, beberapa kali, bus yang kami tumpangi sempat berputar arah dan kembali ke jalan yang telah kami lewati sebelumnya. Paling tidak kami, saya, dan empat jurnalis lainnya yang berasal dari Malaysia, Cina, dan Singapura, harus bersabar lantaran pengemudi masih juga belum menemukan jalan yang benar.

Lantaran begitu bingung, pengemudi itu akhirnya sempat berhenti dan berusaha menelepon salah satu rekannya untuk bisa membantunya. Percakapan antara mereka pun berlangsung cukup lama. Sopir pria paruh baya itu akhirnya melanjutkan perjalanan. Namun, kami justru kian tersesat.

Bahkan, kami sempat memasuki jalan kecil yang sepertinya menuju daerah pinggiran kota. Masih juga bingung dengan jalan yang harus dilalui menuju lokasi pertandingan, sopir itu kembali menghentikan busnya. Kali ini sang pengemudi bertanya kepada seseorang petugas konstruksi yang berada di pinggir jalan.

Akhirnya setelah berjalan selama setengah jam, kami bisa tiba di lokasi pertandingan. Sembari setengah bercanda, salah satu jurnalis berkata. ''It's long trip.'' Sedangkan salah satu jurnalis asal Malaysia, yang tahu saya berasal dari Indonesia berkata kepada saya, ''Seperti flight ke Surabaya,'' ujarnya sembari tersenyum.

rep:reja irfa widodo(Incheon, Korea Selatan) ed: fernan rahadi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement