JAKARTA -- Persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018 di Tanah Air dipastikan tak terganggu proses penyidikan skandal korupsi dalam internal Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Juru Bicara KOI Hellen Sarita de Lima menegaskan, pihaknya tetap berfokus melanjutkan rangkaian kegiatan menjelang pesta olahraga terakbar se-Asia tersebut.
"Kita (KOI—Red) tetap berjalan dan akan berbuat yang terbaik untuk semua program yang akan dijalankan," kata Hellen saat konferensi pers akhir tahun, di Kantor KOI, Jakarta, Kamis (29/12).
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menetapkan dua pejabat tinggi KOI sebagai tersangka korupsi. Pertama, yaitu Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dodi Iswandi (DI) yang ditetapkan sebagai tersangka pada 5 Desember lalu. DI dinyatakan sebagai tersangka berdasarkan surat perintah penyidikan yang ditandatangani Kasubdit V Korupsi Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrium) Polda Metro Jaya AKBP Ferdy Irawa.
DI disangkakan melakukan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang terkait dengan sosialiasai bertajuk "Carnaval Road To Asian Games 2018" di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang dilaksanakan KOI beberapa waktu lalu.
Pekan lalu, Bendahara Umum Anjas Rivai (AR) dikenakan status serupa. Keduanya menjadi tersangka terkait penyimpangan dana sosialisasi Asian Games 2016 di enam kota yang besarannya senilai Rp 61 miliar.
Hellen mengatakan, KOI terbuka membantu kepolisian dalam proses penyidikan kedua pejabat tersebut. Ia menegaskan, kedua pejabat internal tersebut masih aktif sebagai pengurus KOI. Status sebagai tersangka tak menghambat keduanya menjalankan fungsi. Apalagi, KOI tak bisa mendesak pengunduran diri DI dan AR. Namun, jika status hukum meningkat menjadi terdakwa, siapa pun diharuskan nonaktif dari kepengurusan KOI.
Kata Hellen, meski DI dan AR berstatus tersangka korupsi, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KOI masih memperbolehkan keduanya menjabat. "AD/ART di KOI tidak mengatur itu (pengunduran diri saat berstatus tersangka—Red)," katanya.
Yang pasti, Hellen menegaskan, Komite Eksekutif (KE) KOI akan menerima jika DI dan AR memilih mengundurkan diri. Menurut dia, penonaktifan pengurus harus melewati proses politik di internal KOI yang selanjutnya diputuskan lewat pleno KE.
Hellen menegaskan, meski dua pejabat tinggi KOI tersebut tersangkut perkara hukum, kinerja badan olahraga olimpiade itu tak terganggu. Sejumlah rangkaian program, khususnya persiapan menjelang Asian Games Jakarta-Palembang, tak terusik.
Hellen menyebutkan, KOI akan tetap berfokus menapaki persiapan pesta olahraga terbesar di Benua Asia tersebut. Sebab, sudah ada dua agenda paling penting yang harus dilakukan KOI pada 2017 mendatang. Pertama, Rapat Koordinasi Komite (Koorkom) Asian Games di Palembang yang akan digelar pada Maret 2017. Kedua, agenda laga percobaan 10 cabang olahraga (cabor) sebelum Asian Games yang akan dihelat sebelum pengujung 2017 mendatang.
Sebelumnya, tim dari Deputi I Indonesia Asian Games Organizing Committee (Inasgoc) berkunjung ke Palembang, Rabu (28/12). Tim yang dipimpin Raja Parlindungan Pane selain bertemu Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) Alex Noerdin juga melakukan kunjungan dan memantau langsung persiapan venue yang akan menjadi tempat pertandingan Asian Games 2018.
Pada pertemuan dengan Alex Noerdin, tim Inasgoc membahas kemajuan persiapan pelaksanaan Asian Games di Palembang. Setelah melihat secara langsung, anggota tim Inasgoc mengaku salut dengan persiapan Palembang sebagai tuan rumah. Sebelumnya, rasa khawatir sempat muncul dari Inasgoc karena pada akhir 2017 akan ada test event Asian Games.
Menurut Raja Parlindungan Pane, persiapan Asian Games 2018 di Palembang masih on the track. "Gubernur langsung yang memaparkan sehingga kami merasa yakin. Justru di luar dugaan, persiapannya justru begitu matang. Walaupun misalnya ada beberapa hambatan tetapi hambatan itu lebih kepada soal waktunya saja," katanya. rep: Bambang Noroyono ed: Citra Listya Rini