Senin 31 Aug 2015 16:00 WIB

Suparni, Direktur Utama Semen Indonesia: Membawa Semen Indonesia Lebih Kokoh

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PT Semen Indonesia (persero) Tbk semakin mengokohkan fondasi perusahaan. Di tengah gempuran lesunya ekonomi global dan nasional, perseroan yang membawahi berbagai anak usaha berbagai bidang ini terus menambah kapasitas produksi.

Tahun depan saja, Semen Indonesia akan menambah kapasitas produksi sebesar enam juta ton semen per tahun. Dengan total kapasitas produksi 38 juta ton per tahun nantinya, semakin mengokohkan posisi Semen Indonesia sebagai pemimpin di pasar industri semen nasional, bahkan salah satu yang terbesar di kancah Asia Tenggara.

Wartawan Republika, Sapto Andika Candra, mendapat kesempatan berbincang dengan Direktur Utama Semen Indonesia Suparni di kantornya yang bersahaja di bilangan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Berikut petikan wawancara kami:

Sebagai direktur utama yang baru beberapa bulan menakhodai PT Semen Indonesia, mau dibawa ke mana perusahaan ini ke depan?

Saat ini, semen indonesia kan terbesar di Indonesia. Sekaligus nomor dua terbesar di Asia Tenggara. Kapasitas kami 31,5 juta ton per tahun. Jadi, kita ini arahnya adalah menjadi leader di nasional dan sebenarnya juga leader di Asia Tenggara. Namun, karena merger antara Holcim dan Lafarge kan besar sekali.

Jadi, kita berpatisipasi bisnis di regional selain nasional tentu. Karena, dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), bisnis tidak hanya diukur dalam satu negara, tapi lebih luas. Jadi, secara nasional, kita ada di seluruh wilayah Indonesia dan fasilitas kita terdistribusi di skala nasional dan kami bisa memenuhi kebutuhan nasional.

Kami juga ingin bawa perusahaan ini menjadi perusahaan yang efisien. Juga sebagai perusahaan yang ramah lingkungan. Juga menjadi perusahaan yang leading di semua aplikasi industri semen. Semua teknologi yang diterapkan di industri semen, kita akan penuhi dan miliki dan menjadi bagian dari pelayanan kami kepada konsumen.

Kalau bisa dipilah, apa target jangka pendek dan jangka panjang?

Jangka pendek kita akan membangun infrastruktur distribusi. Saat ini, kita memiliki remote packing plant. Jadi, tempat pengantongan semen yang terdistribusi semen di Indonesia itu jumlahnya sudah 25 titik. Mulai dari di Sumatra Utara sampai ke Sorong dan Maluku, semua provinsi.

Berikutnya, kita akan ke depan dalam membangun kapasitas ini kita tidak centralized. Kapasitas produksi juga akan terdistribusi. Dalam waktu tahun depan, kita akan ada penambahan kapasitas. Tahun depan ada penambahan kapasitas sebesar enam juta ton. Penambahan ini dari domestik 29 juta ton per tahun dan regional 31 juta ton. Tahun depan akan tambah dengan enam juta ton. Sehingga, kita pada kapasitas mendekati 38 juta ton pada semester II 2016.

Selain itu, target jangka pendek juga penambahan kapasitas, lalu infrastruktur distribusi, juga program-program efisien. Karena, dalam waktu dekat, perdagangan demikian hebat. Maka, yang ingin saya bangun adalah keunggulan daya saing. Di antaranya adalah SDM kapasitas efisiensi distribusi, lalu bisa sampai ke pemilihan kebutuhan pasar, baik wilayah maupun jumlah atau pelayanan.

Sedangkan, target jangka panjangnya adalah membawa perusahaan tetap tumbuh tetap leading di nasional dan regional. Kita melihat pasar yang kita sebut sebagai emerging market sehingga kita akan membawa perusahaan yang berkelas internasional.

Sempat ada kabar bahwa Semen Indonesia membangun pembangkit listrik tenaga uap untuk penuhi kebutuhan energi. Bisa dijelaskan?

Jadi, untuk pabrik-pabrik yang ada adalah di Padang dilayani oleh PLN. Di Jawa juga oleh PLN. Di Tonasa (Sulawesi Selatan) sebagian besar sudah dilayani oleh pembangkit sendiri. Di sana, 80 sampai 90 persen oleh sendiri.

Nah, di Tuban dalam rangka efisien dan pemenuhan energi kita bangun pembangkit listrik dari gas buang 30,6 MW dan akan selesai akhir 2016. Lalu, untuk pabrik-pabrik. Ke depan, kita akan lihat pemenuhan suplai listrik publik ini. Pabrik di Jawa mungkin masih pakai PLN. Tapi, nanti ke depan, mungkin kami akan lengkapi dengan pembangkit sendiri. Bisa sendiri atau kerja sama. Saat ini, kita belum ada pembangkit yang sudah disiapkan. Kecuali yang gas buang di Tuban.

Rencananya mau menambah kapasitas berapa? Lebih perinci?

Jadi, kalau capital expenditure pabrik baru ada dua jenis. Pertama adalah pabrik yang dibangun di lokasi yang sudah ada seperti di Padang. Biaya lebih rendah dibanding di daerah yang baru sama sekali. Dua pabrik itu sekitar Rp 8,5 triliun untuk enam juta ton. Yang regional kan kapasitas 2,3 juta ton, 29 juta ton. Pabrik sudah ada kalau dijumlahkan 31,5 juta ton.

Kalau boleh diceritakan, sampai saat ini kendala apa yang paling dirasakan selama memimpin Semen Indonesia?

Saat ini, internalnya sudah baik, perusahaan sudah established/. Jadi, di antara kami dalam holding group sudah baik, kerja sama sudah baik, sumber daya bisa dipercayakan. Saya kira saat ini yang kita hadapi adalah meningkatkan daya saing. Sebenarnya, kami sudah persiapkan, hanya pertumbuhan dan persaingan perusahaan sangat cepat. Saya kira ini dirasakan oleh semua pemain.

Karena, harapannya, Indonesia selama lebih dari 10 tahun ini pertumbuhan baik terus. Sehingga, banyak yang berharap bisnis semen ini baik dengan pertumbuhan kapasitas lebih cepat daripada pertumbuhan konsumsi. Di sana maka persaingan terjadi secara intensif. Saya kira kami sebagai pemain besar akan membangun daya saing, itu adalah fokus kami.

Maka itu, untuk efisiensi di internal dan inovasi, lalu optimalisasi distribusi ini porsi besar karena produk di Sumatra Barat harus dibawa ke Lampung, Palembang, Jakarta, dan Aceh. Lalu, Sumatra Timur, Sumatra Barat,  Kalimantan Selatan, Maluku, sampai Papua.

Ini yang benar-benar kita fokuskan adalah membangun efisiensi distribusi. Efisiensi produksi sudah baik saya kira di bahan bakar, listrik saya kira sudah efisiensi. Kelancaran pabrik juga. Angkanya sudah baik dan efisiensi dalam pembangun pabrik baru.

Bicara mengenai biaya distribusi, seberapa besar biaya distribusi memengaruhi biaya final atau harga jual semen di pasaran?

Cukup besar, ya. Bisa pada angka 15 sampai 17 persen. Kalau jauh, bisa lebih dari itu. Kalau Papua, di pinggir pantai utara sudah baik, kita sudah ada pengantongan di Sorong. Di sana harga semen 85 ribu, loh, tidak jauh beda dengan di sini. Di tengah (Papua) memang mahal karena memang sulit menjangkau sana.

Saya kira masih oke, lah. Nah kita juga sedang pikirkan bagaimana distribusi di Papua bagian selatan. Kalau sudah ada fasilitas distribusi di sana akan lebih murah dan lebih lancar.

Sudah ada rencana membangun pabrik pengantongan di Papua bagian selatan?

Kita ikuti pasar dan kesempatan lokasi. Dari sisi akses pelabuhan harus ditinjau lagi.

Bicara soal kontribusi Semen Indonesia untuk masyarakat, adakah program unggulan dari perusahaan?

Banyak. Jadi, CSR kami mulai dari sifatnya pendidikan, keagamaan, sampai kesehatan. Kami termasuk juga membantu fasilitas produksi dan membantu pertanian. Soalnya, air kita kan banyak. Air bisa digunakan petani untuk panen.

Lalu, produksi unggulan lokal, seperti perikanan, batik, lalu ada yang jadi kontraktor ikut kerja di kami. Jadi, mulai dibina sampai diberi pekerjaan. Jadi, kalau kita ada pekerjaan bangun proyek, keamanan dan angkutan tenaga dari lokal. Serapan tenaga kerjanya besarnya sekali, 80 persen serapan warga lokal, pendatang kan sedikit sekali.

Menyinggung soal ulang tahun kemerdekaan ke-70 RI, apa sumbangsih Semen Indonesia terbesar untuk bangsa?

Saya kira prestasi kami sudah menyumbangkan pasar semen di Indonesia, pasokan kami 43 sampai 44 persen dari pangsa pasar semen di Indonesia dan cakupannya nasional. Itu semua dikerjakan oleh putra Indonesia. Saya kira kita sudah turut mengembangkan industri ini di nasional.

Awalnya, dimulai Semen Padang 1910. Sampai saat ini, kami di Semen Indonesia menyumbangkan pertumbuhan industri yang terjadi. Dari sisi keuangan penyerapan tenaga kerja juga. Lalu, teknologi, keuangan ada deviden, ada pajak ada retribusi, dan dana yang CSR besar. Saya kira kami juga memfasilitasi kegiatan sosial masyarakat seperti pendidikan yang ada di sekitar perusahaan.

Anak usaha Semen Indonesia banyak. Bisa diceritakan sektor apa saja yang jadi fokus?

Anak usaha ada yang bergerak di bidang semen dan yang bergerak di bidang nonsemen. Ada yang bergerak di bidang distribusinya juga. Di bidang transportasi juga ada. Di bidang mining juga ada, di pelayaran juga ada. Ya, itu yang kami jalani, industrial estate.

Saya kira itu. Anak usaha mau nambah? Ya kalau kita lihat ada peluang yang baik ya akan kita tambah. Karena, di holding lebih fokus pada barang dan uang strategis, bukan operasional.

Salah satu kunci kesuksesan perusahaan tentu adalah hubungan baik antara direksi dan karyawan lainnya. Bagaimana Anda melihat karyawan?

Karyawan itu adalah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Jadi, itu menjadi strategic partnership. Kalau mau maju ya karyawannya harus hebat. Kalau mau hebat ya kitanya harus berkualitas dalam memimpin. Jadi, intinya harus saling menghargai.

Saya kira intinya di komunikasi. Kita sampaikan kita ini siapa, kita ada di mana, kemudian apa saja yang kita hadapi. Berikutnya, bagaimana kita membagi pekerjaan ini. Dalam proses perencanaan sampai dengan evaluasi, kita ada keterlibatan dan tidak menjadi bagian yang terpisahkan. Dengan demikian, tidak akan terjadi celah dan gap. Saya kira dari sisi itu kita baik ya.  ed: mansyur faqih

***

Bos yang Dekat dengan Bawahan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sosok Suparni ternyata bukan tipikal atasan yang berjarak dengan bawahan. Direktur Utama PT Semen Indonesia yang menjabat sejak awal tahun ini mengaku terus menjaga komunikasi yang setara dengan semua pihak, termasuk karyawannya. Baginya, menjaga hubungan baik dengan karyawan termasuk dalam strategic partnership yang bisa memacu roda kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

Suparni juga mengaku, untuk bisa menjadi bos yang baik harus mendapat kepercayaan dari anak buah. Caranya, dengan menekankan kepada karyawannya, pembagian tugas masing-masing pihak. Singkatnya, menjaga keterbukaan.

"Karyawan itu adalah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kalau mau maju ya karyawannya harus hebat. Kalau mau hebat ya kitanya harus berkualitas dalam memimpin. Jadi, intinya harus saling menghargai," katanya kepada Republika, beberapa waktu lalu.

Bahkan, Suparni mengaku selalu melibatkan bawahannya dalam membangun keputusan strategis perusahaan. Alasannya, perusahaan adalah kapal bagi semua karyawan sehingga keputusan yang diambil pun harus mengakomodasi kepentingan semua pihak.

"Saya kira intinya di komunikasi ya. Kita sampaikan kita ini siapa. Kita ada di mana. Kemudian, apa saja yang kita hadapi. Berikutnya, bagaimana kita membagi pekerjaan ini. Dalam proses perencanaan sampai dengan evaluasi, kita ada keterlibatan dan tidak menjadi bagian yang terpisahkan. Dengan demikian, tidak akan terjadi celah dan gap," kata dia.

Suparni juga menjadi salah satu direktur utama yang tak segan-segan mengucurkan dana untuk pengembangan masyarakat. Dia menambahkan, PT Semen Indonesia (persero) memiliki berbagai program pemberdayaan masyarakat, mulai dari bidang pendidikan, keagamaan, kesehatan, sampai pertanian. Saat ditanya apa alasan perusahaan peduli terhadap nasib warga sekitar, Suparni hanya menjawab singkat, "Mereka juga berperan bagi kami."

Di bidang pendidikan dan pelatihan, misalnya, Semen Indonesia memberikan pelatihan untuk petani lokal. Mereka diajari bagaimana mengolah lahan agar bisa memberikan keuntungan yang sepadan. Tak hanya itu, warga lokal juga diberikan kesempatan untuk bisa bergabung ke dalam perusahaan.

Suparni bahkan menyebutkan, 80 persen dari karyawan di sentra produksi adalah masyarakat lokal. "Misal, kalau kita ada pekerjaan bangun proyek, keamanan, angkutan, dan tenaga dari lokal. Serapan tenaga kerjanya besarnya sekali, 80 persen," katanya mantap.

Suparni menambahkan, perusahaan yang tahun lalu membukukan laba Rp 5,56 triliun ini akan terus berkomitmen penerapan pembangunan bangsa, baik fisik maupun mental. Dengan pangsa pasar yang terus tumbuh, iklim persaingan yang tak terus menanjak, dia yakin korporasi akan tetap dan terus menjadi kebanggaan Indonesia.

Sebelum menutup perbincangan dengan Republika, Suparni sempat menitip pesan kepada pembaca muda untuk terus melakukan inovasi. "Pemuda harus melibatkan diri lebih aktif dalam pembangunan. Suksesi ini menjadi bagian yang alamiah. Kalau anak muda terus belajar dari pengalaman yang ada, kemajuan kita bisa jadi lebih cepat," lanjutnya.   ed: Mansyur Faqih

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement